Gempa Donggala 7,7 SR, Warga Gorontalo dan Mamuju Panik

Reporter

Antara

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 28 September 2018 18:31 WIB

Warga berada di luar rumahnya pasca terjadi gempa bumi di kecamatan Sindue, Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018. BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami, namun peringatan tersebut telah dicabut. ANTARA/Mohamad Hamzah

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Donggala yang berkekuatan 7,7 skala Richter (SR) mengguncang beberapa wilayah, seperti Gorontalo dan Mamuju.

Sejumlah warga Gorontalo mengakui turut merasakan gempa cukup lama karena daya kekuatannya di Donggala, Sulawesi Tengah, cukup besar.

Baca juga: BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami Pasca- Gempa 7,7 SR Donggala

Sejumlah warga di Kelurahan Tomulobutao keluar dari rumah setelah merasakan guncangan gempa tersebut, yang terjadi hampir sekitar lima menit.

"Guncangannya sangat terasa dan cukup lama, dari guncangan kecil ke guncangan besar, lalu semakin pelan. Kami memutuskan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri," kata salah seorang warga, Wawan Akuba.

Advertising
Advertising

Meski demikian, setelah gempa reda, warga tak lagi merasa panik dan beraktivitas seperti biasa.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gorontalo Fathuri, mengatakan pusat episenter gempa tidak terdapat di daerah tersebut, tapi penjalaran gelombang atau energinya dirasakan sampai ke wilayah Gorontalo.

Gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Kabupaten Donggala sekitar pukul 17.02 WIB. Kemudian disusul gempa berikutnya berkekuatan 6,1 SR pada pukul 18.14 Wita.

BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami, tapi diakhiri beberapa saat kemudian.

Gempa yang melanda wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat pada Jumat petang itu juga membuat warga di Kabupaten Mamuju panik.

Dari pantauan Antara, getaran gempa cukup kuat, yang berlangsung pada pukul 18.06 Wita, membuat warga yang berada di dalam rumah berlarian ke luar mencari tempat-tempat yang aman.

"Baru kali ini getaran gempa kami rasakan cukup keras. Lampu di teras rumah saya bergoyang sangat kencang. Bahkan air di bak penampungan kamar mandi sempat tumpah akibat kuatnya getaran gempa," ujar seorang warga Mamuju, Fadil, saat ditemui di luar rumahnya untuk menghindari dampak gempa tersebut.

Akibat gempa Donggala yang cukup kencang tersebut, listrik di kawasan Kabupaten Mamuju sempat padam.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamuju Hamdhan Malik, ketika dihubungi, Jumat malam, membenarkan dampak getaran yang cukup kuat dirasakan di wilayah itu akibat gempa yang melanda wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat pada Jumat petang.

"Getaran cukup keras dirasakan di Kota Mamuju," ucapnya.

Akibat gempat Donggala tersebut, Hamdhan melanjutkan, jembatan yang berada di kawasan Jalan Arteri, tepatnya di depan Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sulawesi Barat mengalami penurunan hingga 30 sentimeter (cm).

Namun ia juga belum bisa memastikan dampak kerusakan lain akibat gempa yang melanda kawasan Kabupaten Mamuju pada Jumat petang itu.

"Saat ini kami masih mencari apakah ada rumah atau bangunan yang rusak akibat getaran gempa itu. Tetapi, yang jelas saat ini, terjadi penurunan hingga 30 cm jembatan yang berada di depan Rumah Sakit Bhayangkara. Nanti saya akan menghubungi jika ada perkembangan," tuturnya.

Berita terkait

Musim Penghujan Mulai Masuk, BMKG Ingatkan Isi Waduk sekaligus Waspada Banjir

2 jam lalu

Musim Penghujan Mulai Masuk, BMKG Ingatkan Isi Waduk sekaligus Waspada Banjir

BMKG menyatakan saat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali dalam kategori lemah.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Pengaruh La Nina Melemah, Kondisi Cuaca dan Musim 2025 Diprediksi Lebih Normal

3 jam lalu

BMKG Sebut Pengaruh La Nina Melemah, Kondisi Cuaca dan Musim 2025 Diprediksi Lebih Normal

La Nina masih terjadi namun terpantau lemah. Anomali suhu permukaan laut ini masih berlanjut hingga kuartal pertama tahun depan.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi Curah Hujan 2025 Normal, Cocok untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan

7 jam lalu

BMKG Prediksi Curah Hujan 2025 Normal, Cocok untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan

Menurut BMKG, curah hujan tahun 2025 diprediksi pada kondisi normal dengan jumlah curah hujan tahunan sekitar 1.000 hingga 5.000 milimeter per tahun.

Baca Selengkapnya

Angin Kencang Picu Gelombang Tinggi di Laut, BMKG Sebar Peringatan Dini untuk Nelayan dan Kapal Feri

14 jam lalu

Angin Kencang Picu Gelombang Tinggi di Laut, BMKG Sebar Peringatan Dini untuk Nelayan dan Kapal Feri

BMKG mengingatkan risiko gelombang tinggi di berbagai perairan. Peringatan dini terbaru berlaku pada 5 -6 November 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Berangsur Masuk Musim Hujan

14 jam lalu

BMKG: Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Berangsur Masuk Musim Hujan

BMKG menyatakan, musim hujan dimulai awal November 2024 dan terus berlangsung hingga akhir Februari atau awal Maret 2025.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG: Bogor Dapat Hujan Petir, Jakarta Berawan Menjelang Siang

17 jam lalu

Prediksi Cuaca BMKG: Bogor Dapat Hujan Petir, Jakarta Berawan Menjelang Siang

BMKG memprakirakan hujan mengguyur sebagian besar Jabodetabek. Jakarta kemungkinan masih berawan menjelang siang, sebelum hujan saat malam.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Curah Hujan pada 2025 Normal, Ini Detailnya

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Curah Hujan pada 2025 Normal, Ini Detailnya

BMKG memprakirakan curah hujan pada 2025 normal. Ini detail daerah dan kondisi curah hujannya.

Baca Selengkapnya

Fenomena Cuaca DANA di Balik Banjir Bandang Valencia, Turunkan Hujan hingga 500 mm

1 hari lalu

Fenomena Cuaca DANA di Balik Banjir Bandang Valencia, Turunkan Hujan hingga 500 mm

Fenomena cuaca yang langka telah memberi malapetaka banjir bandang di Provinsi Valencia, Spanyol bagian timur, pada pekan lalu. Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

BMKG: Bogor dan Bekasi Berpotensi Hujan Lebat Setiap Hari Sepekan ke Depan

1 hari lalu

BMKG: Bogor dan Bekasi Berpotensi Hujan Lebat Setiap Hari Sepekan ke Depan

BMKG memprediksi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan konvektif serta hujan di Jawa Barat sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Jadi Awas, Ada Potensi Erupsi Lebih Besar

1 hari lalu

Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Jadi Awas, Ada Potensi Erupsi Lebih Besar

Badan Geologi menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki menjadi Level IV atau Awas mulai tengah malam tadi. Ada potensi erupsi lebih besar kali ini.

Baca Selengkapnya