TEMPO.CO, Jakarta -Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan diminta meneken komitmennya kepada Gerakan Nasional Pengawal Fatwa dalam acara bertajuk Ijtima Ulama jilid II yang digelar di Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat, Ahad 16 September 2018. "Yang ingin ditegaskan dalam Ijtima Ulama jilid dua ini adalah penandatanganan pakta integritas," kata Eggi Sudjana, perwakilan tokoh nasional dalam acara bertajuk ijtima ulama II di Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat, Ahad 16 September 2018.
Menurut Egi, secara garis besar pakta integritas itu berisi komitmen calon pasangan tersebut untuk menjalankan Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila. Detailnya kata dia, nanti setelah ijtima selesai.
Gerakan tersebut sebelumnya menggelar agenda bertajuk Ijtima Ulama I. Satu dari rekomendasi mereka ketika itu adalah nama-nama calon wakil presiden yang akan dipasangkan dengan Prabowo Subianto. Namun tak satupun nama yang mereka rekomendasikan dipilih oleh koalisi partai pendukung Prabowo. Sandiaga Uno yang belakangan diajukan sebagai calon pasangan Prabowo dalam pemilihan presiden-wakil presiden.
Eggi mengatakan, yang ingin ditegaskan dalam ijtima ulama I adalah komitmen yang jelas dan bertanggung jawab bagi calon presiden untuk melindungi agama dan para ulama, terutama dari tindakan persekusi.
Ia menganggap pemerintahan Presiden Jokowi tidak menjaga agama Islam dan ulama. Ia memisalkan tindakan yang ia anggap sebagai persikusi terhadap pendakwah Neno Warisman yang akan mengikuti aksi demonstrasi massa di Pekanbaru, Riau. "Karena pemerintahan hari ini tidak menjaga ulama dan agama kami ingin calon presiden berkomitmen dan berani untuk melindungi agama dan ulama,” kata Dewan Pembina PA 212 ini.
Eggi menyebutkan optimismenya terhadap Prabowo-Sandiaga Uno akan memenuhi keinginan dari gerakan ini, meski Prabowo tak sepenuhnya mengikuti rekomendasi Ijtima Ulama I.
Menurut Eggi, Prabowo akan hadir dalam Itjima ulama II. “Insyaallah, nanti siang datang,” kata dia.