TEMPO.CO, Jakarta - Partai Solidaritas Islam atau PSI didirikan secara resmi pada 16 November 2014 berdasarkan Akta Notaris Widyatmoko, S.H. Nomor 14 Tahun 2014. Partai ini merupakan satu-satunya partai baru yang berhasil melewati seleksi badan hukum usai Pemilihan Presiden atau Pilpres 2014.
PSI dibentuk melibatkan kontribusi dari para pendiri, yaitu Grace Natalie, Raja Juli Antoni, dan Isyana Bagoes Oka. Pendiri tersebut memilih Grace Natalie sebagai Ketua Umum PSI. Namun, saat ini, PSI dipimpin putra bungsu Presiden Joko Widodo dan Jokowi, Kaesang Pangarep.
Mengacu laman resmi psi.id, PSI merupakan adalah kekuatan politik baru yang ingin mengembalikan politik ke tempat terhormat. PSI lahir dari kesadaran politik merupakan tugas mulia untuk mewujudkan kebahagiaan bagi semua orang. Atas dasar itu, para pendiri partai bertekad mengakhiri politik yang berantakan dengan mengembalikannya pada nilai luhur.
PSI mendekatkan kembali politik dengan nilai-nilai kebajikan agar lahir negarawan yang cara berpikir dan bertindak sesuai kepentingan lebih besar untuk bangsa Indonesia, bukan kepentingan pribadi politik jangka pendek. Di samping itu, partai ini memiliki fakta menarik. Anggota partai ini memiliki sebutan khusus memanggil sesama kader, yaitu “bro” dan “sis”.
Pemilu 2019
Setelah dibentuk usai Pilpres 2014, PSI mulai bergerak di dunia politik pada Pemilu 2019 yang menempati nomor urut 11. Meskipun pemain baru, tetapi partai ini berhasil meraih perhatian dengan berbagai gagasan segar dan narasi kebangsaan yang kuat.
Berdasarkan hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu 2019, PSI berhasil meraih 2.650.361 suara atau sekitar 1,89 persen dari total suara sah yang masuk. Angka ini berhasil menunjukkan eksistensi PSI sebagai partai baru yang menarik jutaan rakyat dari berbagai kalangan.
Pemilu 2024
Pada Pemilu 2024, PSI sempat mengalami lonjakan suara yang cukup besar dalam perhitungan data Sirekap KPU periode 1-2 Maret 2024, yaitu 0,12 persen. Suara PSI bertambah dari 2.300.600 pada 1 Maret 2024 pukul 12.00 WIB menjadi 2.399.469 suara pada 2 Maret pukul 13.00 WIB atau 3,13 persen. Data Sirekap pada rentang waktu tersebut menunjukkan suara PSI bertambah 98.869 selang 24 jam ledakan suara.
Saat ini, KPU telah menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara nasional, pada 20 Maret 2024. Pada keputusan tersebut, PSI gagal kembali untuk duduk di bangku DPR. Meskipun gagal, tetapi Kaesang mengucapkan terima kasih kepada para pemilih. Sebab, PSI berhasil mendapat 4.260.169 suara nasional atau setara 2,81 persen dari total 151.796.631 suara sah. Angka tersebut mengalami peningkatan signifikan dari Pemilu 2019.
Merespons hal ini, Ketua Umum PSI, Kaesang mengaku legowo partainya gagal mendapat kursi di DPR. Ia juga akan melihat perkembangan apakah partainya bakal mengajukan sengketa hasil pemilu atau tidak.
RACHEL FARAHDIBA R | M RAFI AZHARI | ANANDA BINTANG | EKA YUDHA SAPUTRA | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: PSI Gagal masuk Senayan, Grace Natalie: PPP Saja Enggak Lolos