Cerita Eks Napi Teroris Soal Bibit Radikalisme di Kampus

Kamis, 6 September 2018 14:39 WIB

BNPT teken nota kesepahaman dengan Kejaksaan Agung untuk pencegahan penyebaran paham radikalisme terorisme, Selasa, 3 Juli 2018. TAUFIK SIDDIQ

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas narapidana teroris Yudi Zulfahri mengatakan paham radikalisme atau terorisme berawal dari intoleransi. Yudi bahkan menyebut bibit-bibit radikalisme justru didapat dari pengajian di masjid-masjid kampus.

Baca juga: Ada Informasi Serangan Teroris, Pembukaan Pusat Australia Batal

“Bibitnya, pondasinya itu dari kampus,” kata Yudi kepada Tempo di kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Kamis 6 September 2018.

Yudi mengatakan yang harus dicegah adalah intoleransi. Apalagi kelompok radikal ini tak menghargai perbedaan pendapat karen hanya memahami satu pendapat saja. “Ini cikal bakal radikalisme dan terorisme,” kata alumni STPDN tersebut.

Yudi mengatakan paham radikalisme ini ditularkan lewat mahasiswa atau pemuda karena mereka masih berjiwa kritis. Menurut dia, mahasiswa selalu ingin melakukan perlawanan sehingga mudah diiindroktinasi paham radikal. "Sasaran utama itu pemuda,” kata dia.

Advertising
Advertising

Yudi pun berbagi pengalaman, pada 2006 silam ia mengikuti pengajian di masjid kampus setiap pekan. Ia mendengar pengajian itu tak menghargai pendapat orang lain. Jika tak sependapat dengan mereka, akan mudah dicap sesat.

Pada 2010, Yudi kembali ke Aceh untuk belajar lagi lebih dalam tentang agama. “Jadi memang ada pentolan yang diajarkan melawan pemerintah. Disitu saya naik jadi radikal,” tutunya.

Yudi kemudian kembali ke Bandung dan bertemu jaringan Jamaah Ansharut Daulah. "Mungkin ada sekitar 100 orang, tapi itu sudah dianggap kuat untuk melawan pemerintah," katanya.

Baca juga: Densus 88 Tangkap 8 Terduga Teroris di Banten

Setelah itu Yudi bulat keluar dari pegawai negeri sipil untuk bergabung dengan kelompok teroris.

Bahkan ia juga sempat belajar Bahasa Arab ke salah satu perguruan tinggi di Makassar selama 6 bulan. “Itulah pentingnya pencegahan karena kalau sudah terpengaruh sangat sulit untuk keluar,” katanya.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Hamli mengungkapkan pihaknya sudah mengusulkan agar mengaitkan pelajaran agama dan kebangsaan untuk mencegah paham radikal.

Selain itu belajar agama harus komprehensif, tak boleh sepotong-sepotong. Hamli menyarankan agar para dosen ikut mencari mahasiswanya jika sudah tak pernah masuk belajar selama tiga hari hingga sepekan. "Bisa saja mereka tergabung ke kelompok radikal," ujar dia.

Berita terkait

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

5 jam lalu

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

Top 3 Dunia, pada 18 Mei 2024, diurutan pertama berita tentang daftar orang tercerdas di dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

23 jam lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

1 hari lalu

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

4 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya

BNPT Ajukan 3 Upaya Penanganan Anak Korban Tindak Pidana Terorisme di CCPCJ

4 hari lalu

BNPT Ajukan 3 Upaya Penanganan Anak Korban Tindak Pidana Terorisme di CCPCJ

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), mewakili Indonesia dalam Sidang ke-33 Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana (the Commission on Crime Prevention and Criminal Justice ( CCPCJ ).

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

5 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

Pada 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

9 hari lalu

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

Film 13 Bom di Jakarta tayang di Netflix. Cerita diinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada 2015, kejadin bom di Mal Alam Sutera.

Baca Selengkapnya

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

10 hari lalu

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

13 Bom di Jakarta tayang di Netflix, adalah film aksi diinspirasi kisah nyata yang terjadi di Jakarta pada 2015. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

11 hari lalu

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

Kehadiran BNPT merupakan tindak lanjut dari asesmen yang pernah dilakukan di Bandara Ngurah Rai

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

25 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya