Gempa Lombok Selasa Dini Hari Serangkaian dengan Gempa 5 Agustus
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Endri Kurniawati
Selasa, 7 Agustus 2018 11:49 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, M Arifin Joko Pradipto mengatakan gempa 5,5 skala Richter pada dini hari Selasa, 7 Agustus 2018, yang berpusat di Lombok Utara masih satu rangkaian dengan gempa Lombok 29 Juli 2018 dan 5 Agustus 2018. “Ini diperkirakan masih susulan gempa 5 Agustus 2018,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 7 Agustus 2018.
Arifin mengatakan gempa susulan itu terjadi setelah gempa utama untuk mencari keseimbangan baru. “Untuk mencapai keseimbangan itu masih gerak-gerak,” kata dia.
Baca:
Mengapa Gempa Lombok Terjadi Terus-terusan? Ini Penjelasan PVMBG
Gempa Lombok, Ini Kendala Penanganan dan ...
Gempa melepaskan energi. Energi yang paling tinggi diperkirakan dilepaskan pada saat gempa 7 skala Richter, 5 Agustus 2018. “Gempa-gempa susulan ini merupakan gempa yang terjadi menuju pada titik keseimbangan,” kata Arifin.
Arifin mengatakan pemahaman gempa bukan titik yang bergerak, tapi bidang. “Gempa itu bukan titik, epicenturm itu bukan titik, tapi bidang.” Sehingga pergerakan gempa adalah pergerakan bidang, namun bisa di lokasi yang berbeda. “Bisa disini, di sana. Tapi sebetulnya bidang yang itu juga.”
Baca:
Gempa Lombok Kemarin Terbesar di Zona Subduksi Flores Back Arc
Bantuan Australia untuk Gempa Lombok Disalurkan ke PMI
Umumnya gempa susulan kekuatannya tidak mungkin melebihi kekuatan gempa utama. “Gempa-gempa susulan itu rata-rata gempa kecil dengan kekuatan di bawah gempa utamanya,” kata Arifin.
Arifin mengatakan dalam katalog gempa bumi merusak yang dikumpulkan oleh PVMBG yang terjadi 5 Agustus 2018 dengan kekuatan 7 skala Richter. Gempa Lombok itu terhitung yang paling besar di zona Flores Back Arc Thrust. “Tahun 2018 ini yang paling gede,” kata dia.
Simak: Evakuasi Lambat, BNPB Memastikan Korban Gempa Lombok Bertambah
Arifin mengatakan, PVMBG mewaspadai gempa besar dengan skala lebih dari 5 Skala Richter. “SOP kita itu kalau 5 Skala Richter ke atas, bisa jadi besar.” Tapi itu tergantung morfologis batuannya. Batuan tersier, atau kuarter. Jenisnya bisa dibedakan urai atau tidak. “Itu mempengaruhi amplifikasi, mempengaruhi semakin besar getarannya,” kata dia.