Menteri Nila: Tak Ada Penolakan dari MUI soal Vaksin MR

Kamis, 2 Agustus 2018 07:57 WIB

Menkes Nila F Moeloek (tengah) bersama finalis Kalbe Junior Scientist Award 2017 dalam acara temu akrab peserta KJSA 2017 di Kementerian Kesehatan, Jakarta, 13 Oktober 2017. Pengumuman pemenang akan dilakukan pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengatakan penggunaan vaksin campak dan rubella atau vaksin MR diperbolehkan oleh Majelis Ulama Indonesia.

Baca: Kementerian Kesehatan Kesulitan Melakukan Vaksin MR di Luar Jawa

Nila mengatakan fatwa MUI tentang vaksinasi telah tertuang dalam fatwa ayat 4 Tahun 2016 tentang Imunisasi. “Ini kami gunakan, jadi mencegah dan mengobati itu boleh,” kata Nila saat berkunjung di Makassar, Rabu, 1 Agustus 2018.

Nila mengatakan Indonesia berkomitmen mengeleminasi campak dan mengendalikan rubella. Caranya dengan kampanye imunisasi vaksin MR. Hal ini juga untuk memutus mata rantai penularan penyakit.

Lebih jauh Nila mengatakan pihaknya merasa kesulitan melakukan kampanye imunisasi campak dan rubella atau vaksin MR di tahap II di luar Pulau Jawa. Sebab letak geografi dan akses ke lokasi membutuhkan kerja keras dan pemikiran yang luar biasa. “Ini tantangan kita semua, bayangkan dari Sumatera, Aceh ke Papua,” ujar Nila.

Advertising
Advertising

Apalagi, kata dia, vaksiniasi dalam tahap kedua ini menjangkau wilayah-wilayah terpencil. Sehingga ia menargetkan di fase kedua ini hanya mengimunisasi sebanyak 32 juta anak dari 28 provinsi di Indonesia. Jika dibandingkan tahun lalu yang hanya di Pulau Jawa, jumlah itu menurun karena jumlah anak yang diimunisasi sebanyak 35 juta.

“Kalau di Makassar aksesnya masih bisa kami kuasai, tapi di Papua kami harus bekerja lebih keras transportasinya dan bagaimana membawa vaksinya,” tutur Nila.

Baca: Hari Anak: Ini 2 Bukti yang Menyebutkan Imunisasi Boleh Dilakukan

Meski begitu, ia mengaku imunisasi harus tetap dilakukan karena ini adalah hal terpenting. Sebab penyakit tersebut sudah menyebar di Indonesia, sehingga jika terjangkit maka bisa mengakibatkan kematian. Apalagi, menurut Nila jika daya tahan tubuh sedang menurun.

“Rubella ini menyebabkan kelainan yang tak bisa diobati. Misalnya anak panas maka diberikan anti panas, tapi tak bisa mematikan virus yang sudah masuk dalam tubuh,” katanya.

Berita terkait

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

1 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

5 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

6 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

7 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

9 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

9 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya