Kejar Kelompok Bersenjata di Papua, Polri Kirim Satu Kompi Brimob

Senin, 2 Juli 2018 19:19 WIB

Polisi berjaga saat aksi memperingati hari Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat di depan Istana Negara, Jakarta, Ahad, 1 Juli 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI mengirimkan satu kompi Brimob untuk mengejar kelompok bersenjata di Papua. Kelompok tersebut menjadi dalang dalam serangkaian peristiwa penembakan yang terjadi dalam sepekan kemarin.

"Brimob kan sudah diperbantukan ke sana untuk mengejar, kalau tidak salah satu kompi (100 personel) sudah ke sana," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin, 2 Juli 2018.

Baca: Kapolri Tito Sesalkan Insiden Penembakan di Papua

Dalam pengejaran dan penangkapan kelompok bersenjata tersebut, kata Setyo, polisi telah mengerahkan berbagai upaya. Salah satunya adalah adanya dua tim untuk menangkap para pelaku.

"Dari Polres puncak jaya kemarin sudah menurunkan dua tim. Satu tim menyusur hutan dan satu tim dengan pesawat twin otter kecil terbang ke sungai mamberamo cukup besar, kendalanya arus kuat," kata Setyo. Namun sampai sekarang pihaknya belum mendapatkan informasi lain karena kendala komunikasi.

Advertising
Advertising

Selain itu, anggota yang ditugaskan untuk mengejar pelaku dilengkapi dengan body system guna menghindari jatuh korban. Bahkan, TNI ikut turun tangan membantu polisi.

Baca: Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Polisi yang Gugur di Papua

Setyo mengakui bahwa kelompok ini sulit untuk dideteksi. Medan yang berat di puncak Jaya juga menjadi salah satu alasannya. Namun ia memastikan Polri akan melindungi masyarakat Papua dari serangan kelompok bersenjata. "Mereka lihat kami tapi kami tidak lihat mereka. Artinya kami tidak tau dari mana tiba-tiba mereka menyerang," kata dia.

Sebelum pilkada 2018, kelompok bersenjata melakukan penembakan terhadap pesawat Trigana Air di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada 25 Juni 2018. Pesawat tersebut mengangkut logistik Pilkada dan 15 personel Brimob Polri.

Dalam peristiwa tersebut, kelompok tersebut menembaki warga di sekitar Bandara Kenyam dan menewaskan tiga warga sipil serta satu anak terluka. Aksi tersebut telah mengakibatkan ditundanya pelaksanaan pemungutan suara di Kabupaten Nduga.

Penembakan kembali terjadi di sekitar Bandara Nduga pada Rabu, 27 Juni 2018. Kelompok bersenjata melakukan penembakan tak terarah. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Masih di hari yang sama, kelompok bersenjata menembaki warga dan aparat di Distrik Torere, Kabupaten Puncak Jaya. Satu anggota Polri dan kepala distrik yang membawa surat suara tewas ditembak. Satu lainnya masih dalam pencarian.

Baca: Seorang Polisi yang Hilang di Papua Ditemukan Tewas

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

6 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

7 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

9 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

10 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

10 jam lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

11 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

11 jam lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

14 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

14 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

15 jam lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya