Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah usai menjalani pemeriksaan lanjutan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Rabu, 2 Mei 2018 TEMPO/Andita Rahma
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang mengharamkan hubungan Indonesia dengan Israel. Fatwa ini dinilai penting agar tidak ada lagi masyarakat ataupun pejabat negara yang berkunjung ke Israel.
"Difatwakan haram saja biar jelas, karena datang ke Israel itu sama saja dengan kita mengakui penjajahan," ujar Fahri Hamzah saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta Selatan pada Jumat, 15 Juni 2018.
Hal tersebut diungkapkan Fahri menyusul kedatangan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Yahya Cholil Staquf, ke Israel untuk menyampaikan kuliah umum di acara yang diselenggarakan oleh The Israel Council on Foreign Relations beberapa waktu lalu. "Walaupun kedatangan tersebut bersifat pribadi, tapi dengan jabatan yang disandang Yahya, bisa diolah sebagai bentuk kampanye mendukung Israel," ujar Fahri.
Selain mendesak MUI mengeluarkan fatwa, Fahri juga meminta pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri membuat peraturan yang lebih tegas melarang pejabat Indonesia ke Israel. "Seharusnya Kemenlu lebih keras," ujar Fahri.
Kritik yang sama juga muncul dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan. Menurut Zulkifli, kedatangan Yahya Staquf ke Israel bisa menimbulkan penilaian negatif publik kepada pemerintah Indonesia. "Nanti pemerintah disangka main mata dengan Israel," ujar Zulkifli saat ditemui di kediamannya di bilangan Senayan, Jakarta Selatan pada Jumat, 15 Juni 2018.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi enggan menanggapi kritik keras berbagai tokoh terhadap Yahya Staquf. Saat ditemui Tempo di kediamannya, Retno hanya berlalu tak menjawab ketika disinggung soal Yahya Staquf.
Beberapa hari lalu, di Istana Kepresidenan Bogor, Retno Marsudi mengatakan kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Israel tak mengubah keberpihakan Indonesia kepada Palestina. "Tidak ada perubahan keberpihakan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, bahkan justru terjadi penebalan," kata Retno, Selasa, 12 Juni 2018.
Dalam pidatonya di Israel, Yahya justru menegaskan dukungannya pada Palestina dan penyelesaian konflik di sana. Yahya juga menegaskan dukungan rakyat Indonesia pada kemerdekaan Palestina.
Setiap tahun, puluhan ribu warga Indonesia mengunjungi Israel untuk berziarah ke kota suci Yerussalem dan tempat bersejarah lain di negara itu. Dua pekan lalu, Israel sempat mengancam akan menolak kunjungan warga negara Indonesia ke sana setelah permohonan visa warga Israel ke Indonesia ditolak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.