Muhaimin: Koalisi Kerakyatan oleh Demokrat Sulit Terbentuk

Senin, 11 Juni 2018 12:57 WIB

Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar ziarah ke makam wali dan raja- raja Demak, Jawa Tengah, Jumat, 1 Juni 2018. (dok MPR RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berpendapat, koalisi kerakyatan yang digagas Partai Demokrat sulit terbentuk. Cak Imin—sapaan Muhaimin—mengatakan ada dua alasan ia berpandangan demikian.

"Saya kira untuk terbentuk sangat sulit karena masih membutuhkan minimal dua partai tambahan. Yang kedua, capres-cawapresnya belum jelas," kata Muhaimin di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Ahad, 10 Juni 2018.

Alasan pertama Muhaimin itu terkait dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Aturan itu di antaranya mengatur syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau 25 persen suara sah nasional. Partai Demokrat hanya memiliki 10,9 persen suara di parlemen.

Baca: Tak Diunggulkan, Muhaimin Iskandar Yakin Jadi Cawapres Jokowi

Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean berujar, partainya tengah menggagas terbentuknya koalisi kerakyatan. Ferdinand menuturkan ide poros baru itu muncul dari hasil perjalanan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ke berbagai daerah di Indonesia selama ini.

Advertising
Advertising

Gagasan koalisi kerakyatan itu juga tercetus seusai pertemuan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dengan Rizieq Shihab di Mekah pada 2 Juni lalu. Sebelum perjumpaan Prabowo dengan Rizieq, beredar kabar kedekatan antara Gerindra dan Demokrat untuk kemungkinan membentuk koalisi. Seusai pertemuan Prabowo-Rizieq, Ferdinand mengatakan SBY langsung menginstruksikan agar partai mengambil sikap dengan membentuk poros baru.

Baca: Demokrat: SBY dan Prabowo Akan Bertemu Bahas Kemungkinan Koalisi

Muhaimin menuturkan membentuk poros baru adalah hak Demokrat. Namun ia mengaku belum pernah mendengar rencana pembentukan koalisi itu secara langsung.

"Pernyataan poros kerakyatan saya belum pernah mendengar langsung dari pihak-pihak terkait, seperti Demokrat atau PAN dan lain-lain. Tapi, kalau ada inisiatif membuat poros kerakyatan, saya mengucapkan welcome-welcome saja," ucap Muhaimin.

Muhaimin berujar, saat ini, dia tengah berfokus melakukan sosialisasi posko Join—akronim Jokowi-Muhaimin. Ia menuturkan PKB sampai saat ini masih tetap mengusung Jokowi-Muhaimin sebagai pasangan capres-cawapres 2019. "Pilihan kami final sampai nanti ada perkembangan terakhirnya," katanya.

Kendati begitu, Muhaimin mengaku menyambut baik adanya banyak koalisi. Menurut dia, hal tersebut membuat demokrasi lebih dinamis. "Ada koalisi kerakyatan, koalisi keumatan, koalisi Join, kita tunggu saja perkembangannya," ujarnya.

Berita terkait

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

4 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

2 hari lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Sebut 3 Kriteria Calon Kepala Daerah yang akan Diusung PKB, Apa Saja?

4 hari lalu

Cak Imin Sebut 3 Kriteria Calon Kepala Daerah yang akan Diusung PKB, Apa Saja?

Cak Imin menyebutkan PKB ingin mengembalikan semangat reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

4 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

4 hari lalu

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

Pengamat memperkirakan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan gemuk karena pasangan ini mencoba merangkul partai pesaing masuk dalam koalisi

Baca Selengkapnya

Strategi Muhaimin dan Zulhas pada Pilkada Jatim 2024

5 hari lalu

Strategi Muhaimin dan Zulhas pada Pilkada Jatim 2024

Zulkifli Hasan menginstruksikan seluruh kader PAN memenangkan Khofifah di Pilkada Jatim 2024.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

6 hari lalu

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

6 hari lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

6 hari lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya

PPP Minta Dukungan PKB di Sidang Sengketa Pileg, Muhaimin Siapkan Ini

6 hari lalu

PPP Minta Dukungan PKB di Sidang Sengketa Pileg, Muhaimin Siapkan Ini

PPP menyatakan gugatan sengketa Pileg 2024 dilayangkan karena menilai ada kesalahan pencatatan suara di KPU.

Baca Selengkapnya