BNPT Diminta Jelaskan Metodologi Kampus Terpapar Radikalisme

Reporter

Taufiq Siddiq

Editor

Amirullah

Sabtu, 9 Juni 2018 12:04 WIB

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius (tengah) bersama Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin (kiri) dan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Polri Bambang Sunarwibowo (kanan) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 19 September 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Forum Rektor Indonesia meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjelaskan metodologi dalam menentukan sebuah perguruan tinggi terpapar radikalisme.

"BNPT harus menjelaskan metodologi dalam menentukan kampus yang terpapar radikalisme," ujar Rektor Universitas Paramadina Firmanzah dalam diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Juni 2018.

Baca: BNPT Kategorikan ITS Terpapar Radikalisme, Rektor Tunggu Data

BNPT sebelumnya merilis hasil penelitian tentang tujuh perguruan tinggi negeri yang menjadi tempat berkembangnya radikalisme. Tujuh kampus tersebut adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya.

Firmanzah berpendapat, BNPT harus menjelaskan, kenapa sebuah perguruan tinggi dapat dikatakan sebagai kampus yang terpapar radikalisme dan sebaliknya, kenapa kampus yang lain tidak termasuk.

Advertising
Advertising

Menurut Firmanzah, langkah BNPT merilis daftar kampus tersebut berdampak terhadap dunia akademik. Saat ini, rilis kampus yang terpapar radikalisme tersebut sedang dalam pembahasan intensif dan mengundang perdebatan dalam Forum Rektor Indonesia.

Firmanzah menyayangkan BNPT yang tidak melibatkan perguruan tinggi dalam memetakan kampus yang terpapar radikalisme. "Apalagi ini isu yang sangat sensitif. Seharusnya, sebelum informasi ini disampaikan ke publik, BNPT mengundang kami dari perguruan tinggi untuk membahasnya," ujarnya.

Baca: BNPT Sebut Universitas Rentan Radikalisme, UI Punya Skema Ini

Dosen ilmu politik Universitas Islam Negeri Jakarta, Alimun Hanif, juga mempertanyakan hal yang sama. Dia mencontohkan Universitas Riau yang beberapa waktu lalu menjadi lokasi penangkapan terduga teroris. Dalam rilis BNPT, Universitas Riau justru tidak masuk.

Rilis BNPT tersebut, tutur Alimun, tentu perlu dicermati. "Metodologinya apa, kenapa kampus ini masuk, kampus lain tidak masuk. Misalnya, kampus di Riau yang ada penangkapan terduga teroris tidak masuk rilis," katanya.

Berita terkait

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

19 jam lalu

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

Kehadiran BNPT merupakan tindak lanjut dari asesmen yang pernah dilakukan di Bandara Ngurah Rai

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

13 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

20 hari lalu

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

Ayah remaja yang ditangkap karena menikam seorang uskup di Sydney tidak melihat tanda-tanda radikalisme pada putranya.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

21 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

BNPT Dukung Pencapaian Visi Indonesia Emas 2045

40 hari lalu

BNPT Dukung Pencapaian Visi Indonesia Emas 2045

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya

Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik

26 Februari 2024

Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik

Executive Board Asian Moslem Network (AMAN) Indonesia, Yunianti Chuzaifah, menyoroti kaitan kaum perempuan Indonesia dengan terorisme tak hanya terjadi di ruang publik, melainkan juga di ruang domestik.

Baca Selengkapnya

Cegah Teroris, Tito Minta BNPT Buat Program untuk yang Terpapar Paham Takfiri dan Jihadi

21 Februari 2024

Cegah Teroris, Tito Minta BNPT Buat Program untuk yang Terpapar Paham Takfiri dan Jihadi

Plt Menkopolhukam Tito Karnavian meminta BNPT membuat sejumlah program untuk mencegah terorisme di Indonesia

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

8 Februari 2024

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mengapresiasi kesolidan kader Pemuda Pancasila di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Ramai-Ramai Sivitas Akademika Kritik Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Klaim Banyak yang Membela Presiden

6 Februari 2024

Ramai-Ramai Sivitas Akademika Kritik Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Klaim Banyak yang Membela Presiden

TKN Prabowo-Gibran mengklaim banyak sivitas akademika yang membela Jokowi. Muzani menyebut salah satunya adalah Forum Rektor.

Baca Selengkapnya

Forum Rektor Sampaikan Unek-unek kepada Jokowi, Singgung Program Kampus Merdeka

18 Januari 2024

Forum Rektor Sampaikan Unek-unek kepada Jokowi, Singgung Program Kampus Merdeka

Ketua Forum Rektor Indonesia Mohammad Nasih mengatakan implementasi Kampus Merdeka saat ini masih kurang optimal. Saat ini, ada sejumlah persoalan yang muncul karena ada banyak hal yang menghantui perguruan tinggi.

Baca Selengkapnya