Pembagian Takjil #2019GantiPresiden, Jusuf Kalla: Tidak Etis
Reporter
Friski Riana
Editor
Rina Widiastuti
Sabtu, 26 Mei 2018 19:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pembagian takjil berstiker #2019GantiPresiden yang dilakukan Komunitas Relawan Sadar Indonesia (Korsa) merupakan hal yang tidak etis. "Tentu tidak etis lah. Kalau ibadah ya ibadah, kalau memberikan bantuan ya bantuan," kata Kalla di Kementerian Sosial, Jakarta, Sabtu, 26 Mei 2018.
Kalla mengatakan, semestinya pembagian takjil tidak perlu memuat unsur politik jika niatnya adalah untuk beribadah. Pembagian takjil berstiker #2019GantiPresiden sebelumnya diadakan oleh Korsa di halaman pintu masuk Masjid Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 24 Mei 2018.
Baca: Jusuf Kalla: Pengurus Masjid Harus Bantu Lawan Terorisme
Gerakan bertagar #2019GantiPresiden digagas oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera. Gerakan tersebut ramai diperbincangkan di media sosial bulan lalu.
Pembentukan gerakan #2019GantiPresiden berawal saat Mardani diundang acara debat di salah satu stasiun TV swasta pada 27 Februari 2018. Selain Mardani, ada beberapa politikus lain yang turut diundang dalam acara itu.
Saat terlibat diskusi, Mardani mengaku emosi dengan pernyataan rekan politikus lain yang mendukung Presiden Joko Widodo melulu. Dia mengatakan pernyataan rekan politikus itu tidak ada perbedaan. "Makanya saya katakan ingin mengganti pemerintahan di 2019," kata dia.
Baca: Buka Puasa Bersama DMI, JK Cerita Obrolan dengan Raja Salman
Mardani terlihat pertama kali mengenakan gelang berlogo #2019GantiPresiden dalam sebuah acara televisi, Selasa, 3 April 2018. Setelah itu, #2019GantiPresiden langsung ramai diperbincangkan di media sosial.
Gerakan #2019GantiPresiden telah banyak mendapatkan dukungan. Salah satunya dari pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, seperti yang diklaim oleh Mardani. Namun, juru bicara FPI Slamet Maarif mengatakan sepengetahuannya, Rizieq Shihab belum memberikan dukungannya kepada gerakan tersebut.