Letusan Gunung Merapi Makin Sulit Dideteksi, Ini Sebabnya

Rabu, 23 Mei 2018 13:00 WIB

Puncak Gunung Merapi terlihat dari Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, 22 Mei 2018. Pasca letutsan freatik Gunung Merapi yang telah terjadi empat kali sejak 21 Mei kemarin, status Gunung Merapi naik dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II). ANTARA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah faktor membuat letusan magmatik Gunung Merapi kini menjadi lebih sulit terdeteksi. “Tanda-tanda letusan magmatik Merapi ke depan ini tidak secantik tanda-tanda erupsi 2010,” kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso kepada Tempo, di kantornya, Rabu, 23 Mei 2018. Ia berharap bisa menemukan tanda-tanda itu.

Agus menuturkan, sebelum terjadi letusan pada 2006 dan 2010, aktivitas dan karakter Gunung Merapi sangat terlihat, sehingga perkiraan waktu letusan lebih mudah terdeteksi. Saat ini, gempa vulkano-tektonik belum intens.

Baca: Letusan Freatik Gunung Merapi Lagi, Status...

Dari letusan freatik pada Rabu, 23 Mei 2018, pukul 03.31, BPPTKG mencatat terjadi gempa vulkano-tektonik hanya satu kali dalam rentang waktu 00.00-06.00. “Kami berharap sebelum magma ini bergerak ke arah permukaan, aktivitas kegempaan meningkat sehingga bisa diketahui perkiraan letusan.”

Selain aktivitas gempa yang minim, sumbat puncak Merapi kini lebih tipis. Kejadian pada 2006 dan 2010, puncak Merapi benar-benar runcing. “Itu indikasi adanya sumbat yang kuat untuk mendeteksi pergerakan magma, sekarang sumbatnya tipis,” kata Agus.

Advertising
Advertising

Baca: Status Waspada, Warga Lereng Gunung Merapi...

Sebelum erupsi besar 2010, pergerakan Merapi ditandai banyaknya gempa vulkano-tektonik yang mengiringi pada awal September. Adapun letusan 2010 terjadi pada Oktober. Gempa vulkano-tektonik dalam bisa terjadi sampai lima kali sehari pada awal September.

Memasuki Oktober 2010, meski gempa vulkano-tektonik dalam masih terjadi, sudah mulai muncul gempa vulkano-tektonik dangkal yang meningkat sangat tajam. Peralihan gempa vulkano-tektonik dalam ke dangkal saat itu menunjukkan adanya migrasi atau pergerakan magma Gunung Merapi. “Sehingga tanda-tanda dan perkiraan letusan masih bisa diketahui,” ujar Agus.

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

14 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

21 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

36 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

37 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

46 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

2 Maret 2024

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

24 Februari 2024

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

20 Februari 2024

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.

Baca Selengkapnya