Kata Fahri Hamzah, Pembentukan Koopssusgab Mirip di Orde Baru

Senin, 21 Mei 2018 14:36 WIB

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Fahri Hamzah saat berdiskusi dengan media di Media Center DPR, Jumat, 26 Januari 2018. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah menyatakan khawatir dengan rencana pemerintah mengaktifkan satuan antiteror Komando Operasi Khusus Gabungan atau Koopssusgab Tentara Nasional Indonesia. "Itu yang saya khawatir, ngapain begitu-begitu, bikin saja undang-undang," kata dia kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 21 Mei 2018.

Menurut Fahri, undang-undang sekarang harus sesuai dengan konstitusi. "Jangan memasukkan operasi intelijen dalam penegakan hukum, bahaya. Itulah orde baru," ujarnya. Menurut dia, pada orde baru, penegakan hukum dan operasi intelijen tidak dipisahkan.

Ide ini awalnya dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi setelah rentetan teror yang terjadi pada Minggu-Senin, 13-14 Mei 2018. Jokowi mengatakan pembentukan satuan antiteror Koopssusgab Tentara Nasional Indonesia ini untuk menciptakan rasa aman di tengah masyarakat.

Baca juga: Pembentukan Koopssusgab Dinilai Kebijakan Emosional

Jokowi menuturkan Koopssusgab baru akan diterjunkan dalam pemberantasan terorisme jika Kepolisian Republik Indonesia sudah tidak sanggup menanganinya. "Dengan catatan itu dilakukan apabila situasi sudah di luar kapasitas Polri," kata dia saat memberi sambutan dalam acara buka puasa bersama para menteri, kepala lembaga negara, pengusaha, dan tokoh Islam di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 18 Mei 2018.

Advertising
Advertising

Menurut Jokowi, hal itu menandakan bahwa pemerintah tetap mengutamakan tindakan pencegahan. Tindakan preventif, kata dia, jauh lebih baik ketimbang upaya represif.

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan Koopssusgab telah diaktifkan kembali oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto. Pengaktifan Koopsusgab ini, kata Moeldoko, telah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Mereka setiap saat bisa digerakkan ke penjuru manapun dalam tempo yang secepat-cepatnya," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.

Menurut Presiden Jokowi upaya pencegahan terorisme yang paling ampuh adalah dengan mencegah masuknya pemahaman ideologi radikal di dunia pendidikan.

"Bagaimana kita semuanya bisa membersihkan lembaga pendidikan dari SD atau dari TK, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan juga ruang-ruang publik mimbar-mimbar umum dari ajaran ajaran ideologi yang sesat, yaitu terorisme," ucap Jokowi.

Baca juga: Ada Koopssusgab, Wiranto Jamin Militer Tak Akan Super Power Lagi

Jokowi berujar aksi teror saat ini telah melibatkan anak-anak di bawah umur. Hal itu tercermin dalam peristiwa bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya; di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo; dan di Kantor Kepolisian Resor Surabaya saat para terduga teroris membawa serta anak-anak mereka.

Menurut Jokowi, kejadian itu menandakan bahwa ideologi terorisme telah masuk ke dalam ruang lingkup keluarga. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat membangun masa depan anak-anak justru berperan sebaliknya.

Berita terkait

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

15 jam lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

5 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

5 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

6 hari lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

10 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

16 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

17 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

20 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya