Pemerintah Siapkan Rutan dan Lapas untuk Pelaku Terorisme

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Amirullah

Jumat, 18 Mei 2018 20:58 WIB

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly usai meluncurkan aplikasi legalisasi elektronik (Alegtron) dan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) secara autodebet untuk notaris di Hotel JW Marriott Hotel Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana menambah rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas) untuk pelaku terorisme. Jumlah yang tersedia saat ini dinilai belum memadai.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menuturkan pihaknya tengah mempersiapkan tambahan lapas untuk narapidana terorisme. "Lokasinya di Pasir Putih Nusakambangan," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Jumat, 18 Mei 2018.

Baca: Kapolri Tito Karnavian Berencana Bangun Rutan Khusus Teroris

Lapas yang dimaksud merupakan lapas high risk yang dikhususkan untuk narapidana beresiko tinggi. Narapidana terorisme termasuk dalam kategori tersebut, selain narapidana narkoba.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami mengatakan pembangunan lapas tersebut masih berjalan. "Sekarang lagi diselesaikan bangunannya," kata dia. Targetnya tahun ini satu blok lapas sudah bisa digunakan.

Advertising
Advertising

Sementara untuk penambahan rutan, Kepolisian RI dan Kemenkumham masih berdiskusi. Menurut Utami, konsep dan anggaran untuk rutan pelaku terorisme masih belum diputuskan.

Utami juga mengatakan, pemerintah juga masih membahas penanggung jawab pembangunan rutan. "Tergantung siapa yang anggarannya ada aja," ujarnya.

Baca: Semua Teroris dari Mako Brimob Dipindahkan ke Nusakambangan

Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian sebelumnya mengusulkan penambahan rutan untuk menampung pelaku terorisme. Dia mengatakan, Detasemen Khusus 88 butuh rutan dengan keamanan super untuk memenjarakan para teroris.

Selama ini para teroris ditahan di rutan Mako Brimob. Namun Tito mengakui sebenarnya tempat itu tidak dirancang untuk menahan teroris. Rutan Mako Brimob awalnya dibuat untuk menahan aparat penegak hukum yang diduga melakukan tindak pidana.

Sekitar sepekan lalu, terjadi kerusuhan di rutan Mako Brimob. Para teroris yang ditahan memicu kerusuhan tersebut. Lima polisi dan satu tahanan teroris tewas dalam kerusuhan tersebut.

Berita terkait

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

1 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

6 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

13 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

16 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

20 hari lalu

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

Keluarga narapidana dapat mengunjungi di rutan atau lapas dengan berbagai ketentuan dan syarat. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

37 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

38 hari lalu

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.

Baca Selengkapnya

Narapidana Nusakambangan Kabur Jelang Pembebasan Bersyarat, Mengaku Kangen Keluarga di Masa Ramadan

39 hari lalu

Narapidana Nusakambangan Kabur Jelang Pembebasan Bersyarat, Mengaku Kangen Keluarga di Masa Ramadan

Seorang narapidana Nusakambangan kabur di masa program asimilasi dan jelang pembebasan bersyarat Agustus mendatang.

Baca Selengkapnya