Satu Keluarga Terlibat Terorisme, Begini Analisis Pengamat

Jumat, 18 Mei 2018 08:57 WIB

Polisi memasang garis polisi pasca-ledakan bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela setelah diguncang ledakan bom, di Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, 13 Mei 2018. AP Photo/Trisnadi

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi terorisme dengan bom bunuh diri di Surabaya yang melibatkan pelaku dari satu keluarga baru pertama kali terjadi di Indonesia. Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak itu melakukan teror dan meledakkan bom yang menempel di tubuh mereka.

Direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi Paramadina Ihsan Ali Fauzi mengatakan penyebaran paham radikalisme memang lebih mudah dilakukan kepada keluarga. Hal itu juga sempat diungkapkan dalam penelitian Hafes pada 2016.

Penelitian ini, ucap Ihsan, menyatakan keamanan yang makin meningkat mendorong rekrutmen berbasis keluarga dianggap lebih aman. "Penularan paham radikalisme di dalam keluarga juga sulit dideteksi," ujar Ihsan di kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Kamis, 17 Mei 2018.

Baca: Mengapa Bom di Surabaya? Ini Kata Pengamat Terorisme

Karena itu, menurut Ihsan, ikatan keluarga mempercepat radikalisasi. Pertimbangannya bukan lagi politik atau ideologi, tapi ikatan keluarga. Dalam hubungan keluarga, ada cinta, trust atau kepercayaan, dan kesediaan berkorban. Dengan begitu, mereka sulit berkhianat karena memiliki hubungan keluarga.

Advertising
Advertising

Hal ini juga yang dirasakan mantan narapidana terorisme, Ali Fauzi Manzi. Dia adalah adik teroris Ali Imron dan Amrozi. Keduanya adalah pelaku Bom Bali I tahun 2002.

Sejak berusia 18 tahun, Ali menceritakan, ia bergabung dengan saudara-saudaranya. Ia bertugas merakit bom. Keempatnya ditangkap dan dipenjara. Saudaranya dihukum mati dan seumur hidup.

Baca: Ada Pengamanan Khusus di Sidang Aman Abdurrahman Hari Ini

Keluar dari penjara, Ali mendapat pengobatan medis dibiayai polisi. Pandangannya tentang polisi yang jahat pun berubah karena ia diperlakukan manusiawi. Ali lantas melanjutkan hidupnya dengan berkuliah dan menjadi pengamat teroris hingga membentuk lembaga deradikalisasi untuk mantan teroris di Surabaya.

Ali pun menuturkan tidak hanya hubungan keluarga yang bisa membuat orang bisa terikat dan terbentuk ideologi radikalnya. "Proses yang terjadi di tempat pembinaan calon teroris juga bisa," ujarnya. Ia mengatakan, pada dasarnya, sebuah komunitas teroris itu menyediakan dua dukungan kepada anggotanya.

Pertama adalah dukungan nonmateri, yakni ideologi dan persaudaraan atau pertemanan. Komunitas ini memberikan pemahaman radikal kepada anggotanya melalui lembaga pendidikan, daurah, idad, dan lainnya. Dukungan yang kedua adalah materi, yakni bantuan pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan. "Hadirnya dua support itu yang mengikat anggotanya sehingga sulit keluar," ucap Ali. Akhirnya, muncul perasaan khawatir, jika keluar, mereka tidak mendapat dua dukungan itu, tidak punya teman, dan dikucilkan.

Baca: BNPT Dukung Koopssusgab Dihidupkan Lagi untuk Tangani Terorisme

Berita terkait

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

2 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

8 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

8 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

32 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

33 hari lalu

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.

Baca Selengkapnya

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

39 hari lalu

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Bangbang Surono, mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pembaharuan Perpres RAN PE bisa berjalan dengan lancar.

Baca Selengkapnya

BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

54 hari lalu

BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siapsiaga

Program Desa Siapsiaga merupakan pelibatan semua unsur masyarakat di desa dalam mencegah terorisme.

Baca Selengkapnya

Tabrak Satu Keluarga Muslim Hingga Tewas, Pria Kanada Dihukum Seumur Hidup

23 Februari 2024

Tabrak Satu Keluarga Muslim Hingga Tewas, Pria Kanada Dihukum Seumur Hidup

Seorang pria Kanada pada Kamis dihukum seumur hidup setelah menabrak hingga tewas empat anggota keluarga Muslim pada 2021

Baca Selengkapnya