Mantan Kepala BNPT: Ada Anggota Pansus Tak Paham UU Terorisme

Reporter

Friski Riana

Senin, 14 Mei 2018 22:07 WIB

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai berbincang dengan para wartawan di kantornya, Jakarta, (9/11).TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT 2010-2014 Ansyaad Mbai menilai anggota Dewan Perwakilan Rakyat saat ini tak mengetahui makna dan semangat merevisi Undang-Undang Terorisme. "Saya pastikan dari dalam Pansus itu ada beberapa orang yang tidak paham terorisme," kata Ansyaad di Hotel Atlet, Jakarta, Senin, 14 Mei 2018.

Ansyaad mengungkapkan latar belakang pembuatan Undang-Undang Nompr 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. "Kami membuat undang-undang itu bukan kebetulan. Setelah beberapa tahun penanganan terorisme, ini suara anak-anak (polisi) di lapangan menangani terorisme itu," ujarnya.

Baca: Moeldoko: TNI Bisa Terjunkan Gultor Bantu Polisi Atasi Terorisme

Ansyaad menjelaskan, pada 2003 ia masih menjabat sebagai Ketua Desk Koordinasi Penanggulangan Teror (DKPT) Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan. Banyak polisi yang menangani teroris mengadu kepadanya karena merasa terbelenggu.

"Pak, kami ibarat nonton di akuarium. Kita tahu ikan mana yang ganas tapi kita enggak bisa pegang. Kita tidak punya kewenangan. Kemudian, kita sudah pegang pun kami dibelenggu," kata Ansyaad menirukan keluhan anak buahnya.

Salah satu hal yang membuat para polisi itu terbelenggu, kata Ansyaad, ketika memiliki kewenangan terkait masa penangkapan terduga teroris selama tujuh hari. Hal itu sempat dipersoalkan oleh aktivis hak asasi manusia karena dianggap menculik. Padahal, kata Ansyaad, polisi tidak memiliki kewajiban untuk memberitahukan kepada siapapun soal penangkapan itu.

Simak: Jokowi Tegaskan Pemerintah Akan Basmi Terorisme sampai ke Akar

Menurut Ansyaad, masa penangkapan selama tujuh hari justru dirasa tidak cukup. Contohnya ketika terjadi bom Bali 1 sampai bom JW Marriot pada 2003, tak satu pun terduga teroris yang tertangkap mau membuka suara. "Bayangkan itu. Seminggu belum tentu dia mau bicara. Bagaimana kita mau proses. Dari mana kita tahu temannya, jaringannya, kalau dia enggak buka mulut, apa kita setrum? Enggak mungkin," kata dia.

Selain masa penangkapan, Ansyaad mengatakan bahwa para aparat juga terbelenggu soal masa penahanan. Ia melihat bahwa hakim kerap memberikan hukuman minimal kepada pelaku terorisme. Padahal, masa penahanan terduga teroris di Perancis saja bisa sampai empat tahun tanpa proses pengadilan.

Lihat: Buntut Bom Surabaya, Wiranto Minta RUU Terorisme Segera Rampung

Akibat dari masa penahanan yang ringan, kata Ansyaad, bisa dilihat dari apa yang terjadi pada Bahrun Naim. Ia hanya divonis selama 2 tahun penjara. Setelah bebas, Bahrun Naim menjadi jagoan di Suriah. Bahkan, Bahrun Naim juga mengendalikan serangan bom Thamrin. "Itu artinya apa? Hukumannya terlalu ringan. Kalau dia ada di dalam kan enggak akan ke Suriah," katanya.

Ansyaad juga menyayangkan aturan di Indonesia mengenai sisi pembuktian yang harus memiliki minimal dua alat bukti. Aturan itu, dia menuturkan, sempat ditertawai oleh hakim di Perancis karena dianggap sistem pembuktian zaman Napoleon Bonaparte, jenderal dan kaisar asal Perancis yang terkenal. Menurut dia, sistem pembuktian di negara Eropa umumnya menggunakan satu alat bukti persesuaian untuk meyakinkan hakim.

Berita terkait

BNPT Komitmen Jaga Ideologi Negara Sesuai dengan Arahan Presiden

5 hari lalu

BNPT Komitmen Jaga Ideologi Negara Sesuai dengan Arahan Presiden

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jendral Polisi, Eddy Hartono mengatakan, BNPT berkomitmen untuk mendukung arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, terkhusus dalam hal pentingnya menjaga keutuhan negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Prioritaskan Perlindungan Anak dari Terorisme

12 hari lalu

BNPT Prioritaskan Perlindungan Anak dari Terorisme

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jendral Polisi, Eddy Hartono menegaskan, anak-anak yang direkrut atau dieksploitasi oleh kelompok terorisme adalah korban yang memerlukan perhatian dan perlindungan khusus.

Baca Selengkapnya

BNPT Raih Penghargaan Kementerian dan Lembaga Negara Awards 2024

21 hari lalu

BNPT Raih Penghargaan Kementerian dan Lembaga Negara Awards 2024

BNPT senantiasa menjalankan kolaborasi sehingga layak meraih penghargaan di Kementerian dan Lembaga Negara Awards 2024.

Baca Selengkapnya

22 Tahun Bom Bali: BNPT Dukung Penyintas Jadi Agen Perdamaian

23 hari lalu

22 Tahun Bom Bali: BNPT Dukung Penyintas Jadi Agen Perdamaian

BNPT maknai peringatan bom Bali untuk dukung penyintas.

Baca Selengkapnya

Wahid Foundation dan BNPT Bersiap Gelar Forum Kemitraan Nasional Penanggulangan Eskrimisme

24 hari lalu

Wahid Foundation dan BNPT Bersiap Gelar Forum Kemitraan Nasional Penanggulangan Eskrimisme

Wahid Foundation menyatakan melalui kemitraan yang erat pemangku kepentingan dari berbagai sektor bisa berbagi pengalaman dan solusi.

Baca Selengkapnya

Rektor UIN Jakarta Sebut Imam Besar Masjid Nabawi Terkesan dengan Islam di Indonesia

25 hari lalu

Rektor UIN Jakarta Sebut Imam Besar Masjid Nabawi Terkesan dengan Islam di Indonesia

Rektor UIN Jakarta mengomentari ceramah Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudzaifi, yang membahas soal ekstremisme.

Baca Selengkapnya

BNPT Akan Terus Kolaborasi untuk Tingkatkan Kualitas SDM Mitra Deradikalisasi

29 hari lalu

BNPT Akan Terus Kolaborasi untuk Tingkatkan Kualitas SDM Mitra Deradikalisasi

BNPT akan terus melakukan pendampingan kepada mitra deradikalisasi sehingga kedepannya dapat menjalankan kegiatan-kegiatan positif.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT: Peran Penting TNI Selama 79 Tahun Menjaga Kedaulatan Negara

31 hari lalu

Kepala BNPT: Peran Penting TNI Selama 79 Tahun Menjaga Kedaulatan Negara

Tentara Nasional Indonesia (TNI) selama 79 tahun bersinergi menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan yang dapat mengancam persatuan dan keutuhan nasional.

Baca Selengkapnya

Sinergi BNPT dan KKP Serahkan Benih Ikan Nila Kepada Mitra Derad

31 hari lalu

Sinergi BNPT dan KKP Serahkan Benih Ikan Nila Kepada Mitra Derad

Pemberian benih ikan ini adalah bukti nyata kehadiran negara dan kepedulian terhadap masyarakat khususnya para mitra deradikalisasi.

Baca Selengkapnya

Pembukaan Peparnas XVII 2024 di Solo, BNPT Sosialisasi Sistem Pengamanan di Hotel Alila

32 hari lalu

Pembukaan Peparnas XVII 2024 di Solo, BNPT Sosialisasi Sistem Pengamanan di Hotel Alila

Brigjen Pol Imam Margono mengatakan jika kegiatan ini untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan teror menjelang digelarnya ajang kompetisi olahraga nasional khusus atlet-atlet disabilitas.

Baca Selengkapnya