Jokowi Diminta Turun Tangan Selidiki Penembakan Warga NTT

Rabu, 2 Mei 2018 15:58 WIB

Konferensi pers kasus penembakan warga sipil di Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, NTT, yang membela lahannya. (Dari kiri) Kuasa hukum warga Patiala Bawa Rm. Paulus Dwiyaminarta, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Nusa Tenggara Timur Umbu Wulung, kuasa hukum Petrus Paila Lolu, dan Kepala Desa Patiala Bawa Luter Laku Nija, di kantor Walhi, 2 Mei 2018. Tempo/Rezki Alvionitasari.

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi turun tangan dalam insiden penembakan Poroduka, warga Nusa Tenggara Timur, Rabu, 25 April 2018. Kepala Departemen Kampanye dan Perluasan Jaringan Eksekutif Nasional Walhi Khalisah Khalid mengatakan Jokowi perlu turun tangan untuk mengetahui keterlibatan kepolisian dalam penembakan tersebut.

"Organisasi ini mendesak Presiden Joko Widodo untuk memanggil Jenderal Tito Karnavian terkait keterlibatan kepolisian dalam pengamanan investasi dan penggunaan kekerasan dalam konflik agraria," kata Khalisah di kantor Walhi, Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018.

Sejumlah organisasi tergabung dalam koalisi. Beberapa di antaranya Wahana Lingkungan Hidup, Konsorsium Pembaruan Agraria, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Kontras, Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis, Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air, Human Rights Watch, Elsam, serta Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.

Baca: Pengukuran Lahan Ricuh, Warga NTT Tewas Kena Tembakan Polisi

Selain itu, Khalisah menuntut Jokowi segera membentuk tim independen untuk menyelidiki dan mengungkap kasus penembakan di Pantai Marosi secara terbuka. Tujuannya agar penembakan oleh polisi tidak terulang. "Kami meminta kapolri segera mencopot Kapolres Sumba Barat karena tidak serius mengungkap kasus ini," ujarnya.

Advertising
Advertising

Poroduka, 40 tahun, diduga tewas karena ditembak polisi saat mempertahankan lahan di pesisir Marosi, Desa Patiala Bawah, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Poroduka diduga tewas ditembak saat proses pengukuran lahan sekitar 200 hektare oleh Badan Pertanahan Nasional Sumba Barat dengan PT Sutera Morosi di wilayah pesisir tersebut.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Nusa Tenggara Timur Umbu Wulung mengatakan kawasan di pesisir Marosi akan dijadikan lokasi pariwisata. Bahkan kawasan itu menjadi prioritas pembangunan nasional untuk pengembangan usaha di sektor pariwisata dengan target menyumbang produk domestik bruto 5,5 persen dan devisa Rp 233 triliun. Namun rencana itu mendapat penolakan.

Saat pengukuran lahan tersebut, perusahaan dan BPN meminta pengawalan polisi. Ketika itu, terlihat puluhan personel polisi berseragam lengkap dengan senjata menjaga proses pengukuran itu. Bentrok pun terjadi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan kepolisian masih menyelidiki kasus penembakan Poroduka. "Polda NTT sedang mendalami, sedang diproses," kata Iqbal saat ditemui di Hotel Le Meridien, Rabu. Koalisi pun meminta Jokowi segera memanggil kepolisian atas kasus ini.

M. JULNIS FIRMANSYAH

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

11 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

11 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

11 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

11 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

12 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

12 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

12 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

13 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

16 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

16 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya