Fatmawati Soekarno Jago Mengaji di Muktamar Muhammadiyah
Reporter
Shinta Maharani (Kontributor)
Editor
Endri Kurniawati
Rabu, 18 April 2018 11:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang peserta bedah buku Fatmawati: Catatan Kecil Bersama Bung Karno memprotes puisi Sukmawati Soekarnoputri yang viral di media sosial. “Saya tersinggung dengan puisinya. Katanya keluarga Bu Fatmawati religius dan mengajarkan akhlak,” kata Susilowati dalam diskusi buku di Balai Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa, 17 April 2018.
Pengajar Program Studi Kearsipan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Wahjudi Djaya, menggambarkan Fatmawati Soekarno sebagai ibu negara masa revolusi yang tenang, berani, elegan, religius, dan sederhana. Ayah dan ibu Fatmawati adalah aktivis Muhammadiyah. “Bu Fatmawati jago membaca Al-Quran di muktamar Muhammadiyah,” kata Wahjudi.
Baca: Rendang, Nasionalisme Ibu Negara Fatmawati Soekarno
Sukmawati merupakan anak keempat Presiden Sukarno dan Fatmawati. Puisi Sukmawati berjudul Ibu Indonesia menjadi kontroversi, ia dituding menistakan agama Islam. Dituduh membanding-bandingkan syariat Islam dengan pemakaian konde dan meremehkan lafal azan sebagai panggilan salat, ia meminta maaf kepada publik.
Menurut Wahjudi, tidak semua ajaran, ideologi, serta bacaan Fatmawati maupun Sukarno turun kepada anak-anaknya. Pengajar Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Mikke Susanto, pun menyebut anak-anak Sukarno dan Fatmawati Soekarno punya perbedaan visi-misi politik. Semuanya berideologi nasionalis. Saking nasionalisnya, ada yang lupa bahwa Indonesia belum bisa menerima perbedaan ideologi secara ekstrem.
Baca: Menjelang Hari Kartini, Yogyakarta Bahas Peran Fatmawati Soekarno
Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, Eka Ningtyas, berpendapat puisi Sukmawati merupakan bagian dari kebebasan berekspresi. Menurut dia, kontroversi puisi itu terjadi karena situasi politik Indonesia yang panas sehingga ada orang-orang yang tersinggung.