Romy PPP Cerita Soal Obor Rakyat dan Fitnah Komunis untuk Jokowi

Sabtu, 14 April 2018 07:28 WIB

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy dalam kunjungannya di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, 3 Februari 2018. Foto: Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Romy menceritakan asal mula Presiden Joko Widodo atau Jokowi dicap sebagai prokomunis, pro-RRC, dan anti-Islam, serta keturunan Tiongkok.

Romy mengisahkan pelabelan terhadap Jokowi itu berawal saat perhelatan pemilihan presiden 2014. Saat itu, Romy mengatakan, ia menjadi Ketua Divisi Strategi Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Romy saat itu masih menjadi Sekretaris Jenderal PPP. Partai berlambang Ka’bah itu merupakan koalisi pendukung Prabowo-Hatta.

Saat itulah, Romy mengatakan, ada orang yang menawarkan ide pembuatan majalah Obor Rakyat. "Ada di antara pendukung beliau menyampaikan gagasan membawa dummy (desain awal majalah) tersebut kepada saya, dan saya mengatakan, kalau ini fitnah, berarti ini kriminal, dan kalau ini kriminal, bisa bermasalah kalau kalah," kata Romy setelah membuka kegiatan Munas Alim Ulama di Semarang, Jumat, 13 April 2018.

Romy mengatakan munculnya isu tudingan komunis kepada Jokowi itu adalah saat munculnya Obor Rakyat. Menurut dia, hal itu sudah terencana dan sistematis.

Baca juga: Pemimpin Redaksi Obor Rakyat Ingin Jokowi Hadiri Sidang

Advertising
Advertising

"Itulah yang sudah telanjur ditelan masyarakat kita, dan itu yang terus saya luruskan dan klarifikasi karena itu character assassination (pembunuhan karakter)," ujar Romy.

Romy, yang kini berada di kubu Jokowi, mengatakan ia terus berusaha meluruskan kabar fitnah tersebut saat menemui tokoh masyarakat dan konstituennya. Ia bahkan tak segan memberikan penjelasan kepada para kiai mengenai peristiwa yang sebenarnya terjadi saat pilpres 2014 dan merambah pada pilkada DKI Jakarta.

"Ini pertama kalinya saya membuka di balik cerita yang sesungguhnya. Saat itu saya benar-benar menjadi jantung dalam proses pilpres yang terjadi di 2014. Obor Rakyat itu oknum, sama sekali tidak terdaftar dalam 728 tim relawan atau tim pemenangan Prabowo-Hatta yang terdaftar di Rumah Polonia (tempat pusat pemenangan tim Prabowo-Hatta)," katanya.

Tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla saat itu melaporkan Obor Rakyat ke polisi. Dua penggagas Obor Rakyat, Setiyardi Budiono dan Darmawan Sepriyosa, kemudian dijatuhi hukuman 8 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Keduanya mengajukan banding atas putusan tersebut.

Baca juga: Dihukum 8 Bulan, Pemred Obor Rakyat Ajukan Banding

Menurut pengacara keduanya, Hinca Panjaitan, tuntutan banding diajukan karena secara umum, dari dakwaan majelis hakim yang dibacakan, mereka melihat hakim tidak memperhatikan beberapa fakta persidangan. "Terutama yang diberikan oleh keterangan ahli yang diajukan di muka persidangan," kata Hinca saat dihubungi Tempo, Rabu, 23 November 2016.

Berita terkait

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

48 menit lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

2 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

12 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

12 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

15 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

16 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

16 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

17 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

17 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

17 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya