Sebar Ketakutan, Prabowo Dinilai Tiru Strategi Donald Trump

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Amirullah

Selasa, 3 April 2018 23:30 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. TEMPO/Ade Ridwan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai Prabowo Subianto tengah meniru strategi Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016 silam.

"Jadi yang disebarkan adalah pesimisme, ketakutan," ujar Qodari di Harris Suites, Jakarta, Selasa, 3 April 2018.

Qodari mengatakan ada kesamaan isu yang digiring kedua tokoh itu. Salah satunya adalah mempertentangkan kalangan atas dan bawah dengan membahas soal kesenjangan.

Baca juga: Soal Pidato Indonesia Bubar 2030, Prabowo: Ini untuk Kita Waspada

Isu lain yang serupa adalah sorotan terhadap ancaman dari pihak asing ke Indonesia. Trump pernah menyebutkan Amerika berada di bawah ancaman Cina, Islam, hingga imigran Meksiko.

Advertising
Advertising

Kedua hal itu, menurut Qodari, laku di masyarakat Amerika sehingga mendongkrak elektabilitas Trump. Jika ketakutan dan pesimisme dikembangkan di dalam negeri, Qodari menyatakan pemilih cenderung memihak Prabowo ketimbang Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo pernah menyinggung kemungkinan Indonesia bubar pada 2030. Meski mengacu kepada karangan fiksi ilmiah, Prabowo mengatakan potensi itu tetap ada lantaran elit Indonesia saat ini tak peduli meski 80 persen tanah di Indonesia dikuasai oleh satu persen rakyat.

Baca juga: Prabowo Subianto: Saya Lihat, Wajah Elit Jakarta Penuh Tipu

Saat berpidato di Gedung Serbaguna Isnata Kana Cikampek, Sabtu, 31 Maret 2018, Prabowo menyatakan tak suka pada elit politik sekarang karena banyak yang menipu. Para elit itu juga dituding menganut paham neoliberalisme di Indonesia.

Qodari menafsirkan pernyataan Prabowo di atas sebagai ajakan untuk memilih dirinya. "Pak Prabowo sedang mengatakan Indonesia ini sekarang dan ke depan tidak akan baik kalau bukan saya yang menjadi memimpin, itu pesannya," kata dia.

Pernyataan-pernyataan Prabowo tersebut langsung menuai kontroversi. Dalam strategi Trump di Pilpres 2016, Qodari mengatakan, semakin kontroversial pernyataannya, semakin bagus dampaknya bagi calon presiden, meski isinya belum tentu benar.

Baca juga: Kata Fadli Zon Soal Kegamangan Prabowo Maju Capres

"Persoalannya di sini bukan benar atau tidak benar, tapi emosi. Orang bukan mengatakan ini benar atau tidak, tapi takut atau tidak. Kalau takut nalurinya ke sana, kalau tidak takut dia tidak akan tergerak," ujar Qodari.

Dia menuturkan, strategi Donald Trump mungkin saja diterapkan di Indonesia karena situasi kedua negara semakin mirip. Salah satunya, penggunaan media sosial yang masif. Layanan itu memegang peran penting dalam strategi ini karena isu-isu seperti kesenjangan dan pesimisme paling mudah menyebar di media sosial.

Alasan lainnya adalah, isu pertentangan yang sudah menjadi persoalan global. Jika di Amerika banyak masyarakat yang takut kepada Islam, Qodari mengatakan masyarakat Indonesia lebih banyak takut dengan orang Barat. "Jadi ini sebenernya saling takut-menakuti. Tinggal siapa yang pakai isu ini," katanya.

Qodari belum memastikan seberapa efektif strategi Donald Trump di Indonesia. Dia mengatakan perlu ada survei lebih mendalam untuk mengetahui hasilnya. "Karena Pak Prabowo kan baru saja meluncurkan jurus ini," katanya.

Berita terkait

Maruarar Sirait Dipanggil Prabowo ke Bali Hari ini, Bahas Menteri?

1 jam lalu

Maruarar Sirait Dipanggil Prabowo ke Bali Hari ini, Bahas Menteri?

Maruarar Sirait mengklaim biasa berdiskusi membahas apapun bersama Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

3 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bamsoet dan Maruarar Gagas Rekonsiliasi Nasional, Akan Pertemukan Anies, Prabowo dan Ganjar

3 jam lalu

Bamsoet dan Maruarar Gagas Rekonsiliasi Nasional, Akan Pertemukan Anies, Prabowo dan Ganjar

Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyebut akan membuat acara rekonsiliasi nasional untuk mempertemukan para calon presiden pada pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

5 jam lalu

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

Pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 27 persen suara di Aceh, pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

19 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

23 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

23 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

23 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

1 hari lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

1 hari lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya