Nyak Sandang usai operasi katarak di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Foto: Biro Pers Setpres
TEMPO.CO, Jakarta - Nyak Sandang, warga Aceh yang menyumbang untuk pembelian pesawat Indonesia pertama, sukses menjalani operasi katarak di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta. Namun masa perawatan Nyak Sandang diperpanjang.
Perwakilan keluarga Nyak Sandang, Maturidi, mengatakan seharusnya hari ini Nyak Sandang sudah bisa pulang. "Dokter merencanakan kita stay di sini sampai waktu kontrol Rabu nanti untuk kontrol kembali matanya," ucap Maturidi di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu, 31 Maret 2018.
Maturidi mengatakan kondisi terkini Nyak Sandang terus membaik pascaoperasi. Jarak pandang Nyak Sandang yang sebelum operasi hanya 15-20 sentimeter kini bisa 1-5 meter.
Menurut Maturidi, keluarga di Aceh rindu dengan Nyak Sandang. Nyak Sandang pun rindu dengan keluarganya. Sebelum kembali ke Aceh, Nyak Sandang ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang sudah memfasilitasi operasinya.
Operasi mata Nyak Sandang dilakukan Rabu, 28 Maret 2018. Tim medis dipimpin Kepala Departemen Mata RSPAD Gatot Subroto dokter Subandono Bambang Indrasto. Operasi juga diikuti dokter dari Tim Dokter Kepresidenan, yaitu Tjahjono D. Gondhowiardjo. Tindakan operasi dimulai pukul 08.30 dan rampung sekitar 09.00.
Menurut Subandono, mata kanan Nyak Sandang sempat dioperasi di Aceh dan hasilnya bagus. Namun retinanya sudah mengalami degenerasi karena faktor usia. Katarak di mata kiri cukup keras, sehingga tim dokter tidak bisa menilai bagian syaraf atau bagian belakang bola mata. Dokter pun menyedot katarak yang keras itu. Meski prosesnya cukup rumit, tim dokter berhasil mengoperasi mata Nyak Sandang.