Keluarga dan kerabat melakukan salat jenazah saat pemakaman adik Presiden RI ke-2 Soeharto, Probosutedjo di Makam Somenggalan, Kemusuk, Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta, 26 Maret 2018. Probosutedjo meninggal dunia pada usia 87 tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. ANTARA
TEMPO.CO, Yogyakarta - Putri Presiden Soeharto, Siti Hediati Haryadi atau Titik Soeharto menunggui jenazah adik ayahnya, Probosutedjo hingga dikuburkan di makam Somenggalan Dusun Kemusuk Bantul Yogya Senin petang 26 Maret 2018. Dengan mata sembab seusai pemakaman, Titik Soeharto menjelaskan jiwa sosial pamannya amat tinggi.
Terutama kiprahnya untuk pendidikan yang diwujudkan dengan mendirikan lembaga pendidikan. "Ribuan sarjana sudah dilahirkan dari Universitas Mercu Buana yang didirikan Pak Probo, karena awalnya memang seorang guru," ujar Titiek, Senin petang 26 Maret 2018.
Tidak hanya mendirikan Universitas Mercubuana di Yogyakarta dan Jakarta, Probosutedjo mendirikan beberapa lembaga pendidikan. Berikut lembaga pendidikan yang didirikannya:
SMP Progresif Probo juga menjadi direktur sekolah ini pada 1953-1958.
Sekolah Teknik Mesin Argomulyo. Namanya menjadi Sekolah Menengah Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta sejak 1998. Status sekolah ini menjadi negeri atas usulan Probosutedjo pada 1988 dengan tiga jurusan yakni teknik mesin, listrik dan tambang. Probo pernah mengirim mesin bubut untuk murid-murid.
Universitas Mertju Buana di Yogyakarta dan Jakarta. Ia memberikan pendidikan gratis untuk anak-anak warga kemusuk yang tidak mampu
Probo melepaskan profesi guru dan bekerja di PT Orici di Medan. Sebelum akhirnya benar-benar menjadi pengusaha dengan mendirikan PT Setia Budi Murni, pada 1964 dan mendirikan PT Embun Emas. Ketika Soeharto menjadi Presiden RI, Probo pindah ke Jakarta. Ia mendirikan PT Mertju Buana pada 1968, yang dikenal sebagai pemegang monopoli cengkih.