Setya Novanto Pakai Rp 5 Miliar Uang E-KTP untuk Rapimnas Golkar

Reporter

Alfan Hilmi

Kamis, 22 Maret 2018 18:02 WIB

Terdakwa kasus korupsi KTP Elektronik, Setya Novanto, mendengarkan keterangan saksi pada sidang lanjutan kasus pengadaan KTP Elektronik di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Maret 2018. Sedangkan keponakan Setnov, Irvanto menyalurkan uang US$ 3,5 juta. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), Setya Novanto, mengakui ada aliran dana e-KTP Rp 5 miliar yang digunakan untuk Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Bali pada 2016. “Rp 5 miliar itu untuk rapimnas, itu diberikan ke panitia,” katanya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis, 22 Maret 2018.

Setya mengatakan uang yang berasal dari PT Biomorf Mauritius tersebut sebelumnya diterima keponakannya, Irvanto Hendra Pambudi. Uang itu diantar orang suruhannya, Ahmad, setelah dikirim perusahaan penukaran uang PT Inti Valuta. Saat itu, Irvanto menjadi penyelenggara rapimnas dan membutuhkan uang Rp 5 miliar.

Baca:
Sambil Menangis, Setya Novanto Minta Maaf kepada Masyarakat
Pramono Anung Minta Setya Novanto Tidak Asal Sebut Nama

“Saat itu, pada 2016, saya juga memberikan uang pribadi Rp 1 miliar untuk membantu,” ujar Setya. Irvanto, menurut Setya, juga telah mengakui mendapat dana Rp 5 miliar ketika diperiksa penyidik pada Rabu malam, 21 Maret 2018. Sebelumnya, dalam persidangan, Irvanto selalu mengelak mendapatkan uang itu.

Menurut Setya, setelah mengetahui uang Rp 5 miliar itu berasal dari proyek e-KTP, bekas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu mengembalikannya melalui rekening Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Jangan sampai karena itu menyangkut partai atau keponakan saya, maka dengan sadar hati saya harus kembalikan karena itu merupakan uang negara,” ucapnya.

Jaksa penuntut umum KPK mendakwa Setya korupsi dengan berperan meloloskan anggaran proyek e-KTP di DPR pada 2010-2011 saat menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar. Setya disebut menerima imbalan US$ 7,3 juta. Dia juga diduga menerima jam tangan merek Richard Mille seharga US$ 135 ribu.

Baca juga:
Penerima Uang Korupsi E-KTP Menurut Setya ...
Politikus PDIP Pertanyakan Setya Novanto soal ...

Advertising
Advertising

Sedangkan Irvanto menjadi tersangka karena disebut menerima uang US$ 3,5 juta dari PT Biomorf Mauritius melalui perusahaan penukaran uang dari Singapura.

Manajer PT Inti Valuta Riswan alias Iwan Barala, sebagai pengelola perusahaan money changer yang menyalurkan uang, membenarkan adanya aliran dana itu. "Kemungkinan saya kasih ke Irvanto antara US$ 3,5-an. Sudah dipotong fee," tutur Riswan saat bersaksi untuk Setya Novanto, Senin, 5 Maret 2018.

Berita terkait

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

3 jam lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

5 jam lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

15 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

16 jam lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

2 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

2 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

3 hari lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya