Peluang Cawapres Jokowi dari Nonpartai Dianggap Sulit Terjadi

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Amirullah

Minggu, 18 Maret 2018 06:21 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum meninggalkan tanah air menuju Sydney, Australia dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, 16 Maret 2018. Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia dan menghadiri CEO Forum serta konferensi mengenai counter-terrorism. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti The Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai peluang tokoh nonpartai sebagai Cawapres Jokowi, masih sulit terjadi.

"Peluang tokoh nonpartai bisa terjadi jika deadlock pendukung partai Jokowi," kata Arya saat dihubungi, Sabtu, 17 Maret 2018.

Baca juga: Puan Maharani: Salah Satu Kriteria Cawapres Jokowi Adalah Agamis

Menurut dia, jika partai koalisi pendukung Jokowi masing-masing ngotot mengajukan kandidat, mereka akan mengambil jalan tengah dengan mengambil tokoh di luar partai. Jalan tengah diperlukan agar masing-masing partai koalisi tidak merasa menang maupun kalah.

Sejumlah nama seperti Mahfud MD, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, ada dalam radar calon cawapres Jokowi. Namun, menurut Arya, jika PDIP menunjuk Mahfud MD sebagai cawapres, hal itu akan mendapatkan tanggapan dari partai koalisi Jokowi. Alasannya, Mahfud dianggap sebagai tokoh PKB.

Advertising
Advertising

"Kalau Mahfud MD dijadikan cawapres akan dipertanyakan PPP, Nasdem dan lainnya," ujarnya. Di sisi lain Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sudah mengajukan diri menjadi cawapres Jokowi.

Arya menuturkan, Mahfud dan Muhaimin memang dianggap sebagai sosok yang mewakili tokoh agama yang mewakili mayoritas suara umat Islam. Peluang kedua tokoh yang mewakili agama tersebut bisa masuk menjadi cawapres Jokowi jika kompetisinya ketat.

Baca juga: Soal Cawapres Jokowi, Mahfud MD: Saya Tak Ingin, Bukan Tidak Mau

"Kalau selisih dengan Prabowo di bawah 10 persen, maka memungkinkan mengusung tokoh agama. Kalau jaraknya jauh, tidak penting," ujar Arya.

Menurut dia, untuk saat ini memang masih sulit memprediksi cawapres Jokowi. Alasannya, perkembangan politik begitu dinamis. Jokowi juga memperlakukan tokoh yang masuk bursa pencalonan wakil presiden dengan perlakuan yang sama. "Tidak ada yang spesial," ujarnya.

Berita terkait

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

13 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

14 hari lalu

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

MK akan membacakan putusan sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024. Seperti apa putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 dan 2019?

Baca Selengkapnya

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

47 hari lalu

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Di Pilpres 2014, KPU melakukan rekapitulasi suara pada sore hari, sementara Pilpres 2019 rekapitulasi suara dilakukan pada waktu dini hari.

Baca Selengkapnya

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

20 Februari 2024

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

Yusril Ihza Mahendra pada Pilpres 2019 bela Jokowi, dan pada Pilpres 2024 menjadi tim hukum Prabowo. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

Pilpres 2024 tampaknya akan disengketakan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sengketa Pilpres terjadi juga pada Pilpres 2019, seperti apa?

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

Yusril Ihza Mahendra pimpin tim pembela Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 untuk hadapi sengketa di MK. Pilpres 2019, ia kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

18 Februari 2024

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Kilas balik rivaitas Prabowo dan Jokowi saat Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Akhiornya, kompetitor jadi kolaborator.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

6 Februari 2024

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

Mahfud Md fokus menjaring suara di Jawa Timur. Masyarakat di sana sekarang merindukannya sebagai cawapres yang sempat gagal dipilih Jokowi pada 2019.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Ganjar Ungkap Status Persahabatannya dengan Jokowi

15 Januari 2024

Prabowo-Ganjar Ungkap Status Persahabatannya dengan Jokowi

Prabowo sebut dua kali menjadi rival Jokowi. Namun, Prabowo mengaku mereka tak pernah saling membenci. Bagaimana persahabatan Ganjar dan Jokowi?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkit Ucapan Jokowi saat Debat Capres 2019: Persahabatan Kita Tidak Akan Putus

15 Januari 2024

Prabowo Ungkit Ucapan Jokowi saat Debat Capres 2019: Persahabatan Kita Tidak Akan Putus

Prabowo Subianto mengungkit kembali ucapan rivalnya pada debat pilpres 2019, Joko Widodo atau Jokowi.

Baca Selengkapnya