Megawati Sentil Menpan RB Soal Aturan Pensiun Peneliti

Kamis, 8 Maret 2018 19:27 WIB

Ketua PDIP, Megawati Soekarnoputri. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Sumedang - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri meminta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur untuk meninjau lagi usia pensiun bagi peneliti di Indonesia.

“Saya saat ini sedang memperjuangkan nasib peneliti madya Indonesia. Telah terbit aturan menteri yang mempercepat usia masa pensiun bagi peneliti dari 65 tahun menjadi 60 tahun," kata Megawati saat orasi ilmiah dalam pemberian gelar doktor Honoris Causa dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri di Sumedang, Jawa Barat, Kamis 8 Maret 2018.

Padahal, kata Megawati, bangsa ini sangat kekurangan peneliti sejak dari awal. Menurut Megawati, ia telah meminta Asman Abnur untuk melakukan kajian peraturan mengenai usia peneliti tersebut.

Megawati mengatakan, reformasi birokrasi seharusnya secara tepat memperhitungan soal pemangkasan Aparatur Sipil Negara (ASN). “Artinya reformasi birokrasi harus secara tepat memperhitungkan mana apratus yang harus dipangkas, mana yang harus dipertahankan dan diprioritaskan untuk kepentingan pembangunan," kata dia.

Menurut Megawati, untuk peneliti tak ada salahnya jika aturan usia pensiun ditinjau lagi. Apalagi, kata dia saat ini Indonesia tengah membangun kebijakan yang berbasis sains.

Advertising
Advertising

Baca juga: Megawati: Negara Kuat Jika Pancasila Diajarkan Sejak Kecil

Megawati mengatakan apakah memang harus dengan jelas usia pensiun peneliti disebutkan harus 60 tahun. Padahal menurut Megawati hal itu justru mundur. Ia mencontohkan seorang peneliti di bidang ilmu psikologi banyak yang masuk di usia 45 tahun ke atas, biasanya cara berpikirnya lebih matang, makin bijaksana.

Ketua Umum PDI Perjuangan itu meminta agar soal usia pensiun peneliti kalau perlu tidak diatur tegas. Menurut Megawati ia banyak bertemu peneliti yang usianya sudah di atas peraturan itu justru masih bersemangat. "Pemikirannya justru makin tajam," katanya.

Menurut Megawati ia pernah berdebat soal usia pensiun ini. "Mereka mengatakan coba Ibu pikir, kalau seorang ahli bedah dengan umur sedemikian toh mereka itu sudah mulai gemetar. Siapa yang harus memutuskan, bahwa fisiknya sudah gemetar, tapi kalau masih tajam, mengapa tidak boleh masuk ke ruang operasi? Untuk memberikan pengetahuannya justru pada junior-juniornya,” kata dia.

Baca juga: Megawati: Pandangan Tentang Pendidikan Murah dan Gratis, Menyesatkan

Dia juga khawatir, kebijakan mempercepat usia pensiun peneliti ini, apalagi di tengah mulai efektifnya MEA, Indonesia akan kehilangan pemikir-pemikir seniornya. “Dengan sudah diputuskan MEA, perdagangan bebas dengan Asean ini, saya sangat khawatir bahwa suatu saat, justru profesor-profesor terbaik kita ini dibawa pergi oleh negara lain untuk menjadi peneliti-peneliti yang baik,” kata Megawati.

Megawati mengaku sengaja membicarakan soal ini dalam orasinya untuk mengajak semua pihak yang berkepentingan ikut memikirkan soal ini. “Di dalam ruang terhomat ini, saya sengaja menyentuh persoalan ini, untuk bisa di dengarkan, tentu saja oleh begitu banyak peneliti, termasuk para profesor dan lain-lain pejabat yang ada,” kata dia.

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

3 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

4 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

10 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

13 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

14 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

17 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya