Salah Satu Anggota The Family MCA Dikenal Jarang Keluar Rumah

Reporter

M Rosseno Aji

Kamis, 8 Maret 2018 18:55 WIB

Direktur CyberCrime Mabes Polri Brigjend. Pol Fadil Imran (tengah) bersama Kasubdit 1 Dittipid Siber Bareskrim polri Kombes Pol. Irwan Anwar (kanan) memperlihatkan tersangka anggota kelompok The Family Muslim Cyber Army (MCA) di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, 28 Februari 2018. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu anggota The Family Muslim Cyber Army (The Family MCA), Muhammad Luth, dikenal sebagai orang yang tertutup. Tetangga Luth, Untung, menuturkan bahwa tetangganya itu sangat jarang keluar rumah dan bersosialisasi dengan penduduk sekitar.

"Sampean tanya dari depan sampai belakang enggak bakal ada yang tahu," kata Ketua RT 1, RW 5, Sunter Muara, Tanjung Priok, Jakarta Utara itu, saat ditemui di rumahnya Rabu, 7 Maret 2018.

Baca: Kemenkominfo Serahkan Jejak Digital The Family MCA ke Polisi

Untung mengatakan Luth telah tinggal di lingkungannya sekitar 5 tahun. Luth, kata dia, tinggal bersama mertuanya di sebuah rumah tingkat dua yang hanya berjarak dua rumah dari kediaman Untung.

Meski jarak rumah mereka relatif dekat, Untung mengaku bahkan tidak tahu ada warganya bernama Muhammad Luth. Dia mengatakan hanya mengenal wajah tanpa tahu namanya Luth.

Untung mengatakan baru mengetahui ada warganya bernama Luth, saat polisi mendatangi rumahnya pada Senin, 26 Februari 2018. Hari itu, pukul 06.15, polisi memintanya menjadi saksi penangkapan Luth di kediamannya di Jalan Sunter Muara, Nomor 45, RT 1, RW 5, Sunter Muara, Jakarta Utara.

Advertising
Advertising

Luth ditangkap karena diduga menjadi salah satu dedengkot grup The Family MCA. Luth, bertugas membuat virus dan mengepalai grup ini. Luth juga disangka membuat konten provokatif dan ujaran kebencian.

Baca: Keluarga Tersangka The Family MCA Ingin Kasus Cepat Selesai

Pada hari yang sama polisi juga menangkap lima anggota The Family MCA lainnya dari kota berbeda. Mereka adalah Rizki Surya Dharma (35), Ramdani Saputra (39), Tara Arsih Wijayani (40), Yuspiadin (24), dan Roni Sutrisno. Satu tersangka berinisial TM masih buron, diduga berada di Korea Selatan.

The Family MCA merupakan komplotan yang diduga menyebarkan isu provokatif dan bermuatan suku, ras, agama dan antargolongan (SARA) di media sosial. Mereka kerap menyebarkan ujaran kebencian dan hoax soal kebangkitan PKI, penganiayaan ulama, dan penyerangan nama baik presiden dan tokoh tertentu.

Para tersangka diduga membuat konten kebencian, lalu menyebarkannya melalui grup The Family MCA. Para anggotanya kemudian menyebarkan kembali unggahan itu ke grup yang lebih besar yaitu Cyber Muslim Defeat Hoax. Grup besar ini akan menyebarkannya secara masif di media sosial.

Polisi menjerat anggota The Family MCA itu dengan Pasal 45A ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 4 huruf b angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan atau Pasal 33 UU ITE.

Berita terkait

Kapolri: Nama Muslim Cyber Army Digunakan untuk Menarik Perhatian

14 Maret 2018

Kapolri: Nama Muslim Cyber Army Digunakan untuk Menarik Perhatian

Kapolri menilai penggunaan nama Muslim Cyber Army adalah upaya menggunakan ajaran agama untuk kepentingan kelompok itu sendiri.

Baca Selengkapnya

Penangkapan The Family MCA Tak Langsung Memutus Berita Hoax

13 Maret 2018

Penangkapan The Family MCA Tak Langsung Memutus Berita Hoax

Pengamat media sosial, Ismail Fahmi, menilai penangkapan terhadap aktor The Family MCA tak akan efektif memutus mata rantai berita hoax.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Telusuri Keterkaitan Kelompok MCA dengan Saracen

12 Maret 2018

Polisi Masih Telusuri Keterkaitan Kelompok MCA dengan Saracen

Polisi masih mencari alat bukti untuk menangkap seorang terduga pelaku ujaran kebencian yang diduga terkait dengan kelompok MCA.

Baca Selengkapnya

Polisi dan PPATK Bahas Aliran Dana The Family MCA

9 Maret 2018

Polisi dan PPATK Bahas Aliran Dana The Family MCA

Polisi terus mendalami peran tersangka untuk membongkar aktor yang mendanai The Family MCA.

Baca Selengkapnya

Kemenkominfo Serahkan Jejak Digital The Family MCA ke Polisi

8 Maret 2018

Kemenkominfo Serahkan Jejak Digital The Family MCA ke Polisi

Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap unggahan The Family MCA.

Baca Selengkapnya

Keluarga Tersangka The Family MCA Ingin Kasus Cepat Selesai

8 Maret 2018

Keluarga Tersangka The Family MCA Ingin Kasus Cepat Selesai

M Luth adalah salah satu anggota The Family MCA yang telah ditangkap oleh polisi pada pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Tetangga Menilai Tersangka Anggota MCA Ini Berubah Menjadi Aneh

7 Maret 2018

Tetangga Menilai Tersangka Anggota MCA Ini Berubah Menjadi Aneh

Sejak bercerai, Arifin menilai anggota The Family MCA, Tara Asih tak lagi supel dan bergaul dengan warga dusun melalui berbagai kegiatan kampung.

Baca Selengkapnya

Mendagri Minta Polisi Usut Tuntas The Family MCA

7 Maret 2018

Mendagri Minta Polisi Usut Tuntas The Family MCA

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku heran kelompok penyebar hoax seperti The Family MCA muncul sekarang ini.

Baca Selengkapnya

Bantu Polri, Kemenkominfo Telusuri Jejak Digital The Family MCA

6 Maret 2018

Bantu Polri, Kemenkominfo Telusuri Jejak Digital The Family MCA

Kemenkominfo melakukan langkah-langkah untuk membongkar jaringan penyebar hoax dan kebencian The Family MCA.

Baca Selengkapnya

Setara: Daya Rusak MCA Lebih Besar dari Saracen, Ini Faktanya

6 Maret 2018

Setara: Daya Rusak MCA Lebih Besar dari Saracen, Ini Faktanya

Pesan yang disebarkan MCA, kata Hendardi, cenderung menyampaikan berita bohong tentang partai politik.

Baca Selengkapnya