TEMPO.CO, Yogyakarta-Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menanggapi dingin namanya yang masuk dalam bursa calon wakil presiden di pemilu 2019. “Ya bagus juga, itu kan banyak yang ingin saya jadi wapres. Tapi saya tidak ingin,” ujar Mahfud di Komplek Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 5 Maret 2018.
Mahfud tak mau ambil pusing dengan munculnya wacana itu. Menteri Pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid itu menyikapinya dengan santai. “Biar tukang survei saja yang bekerja, yang ingin nama saya dipasang. Saya nggak mau nanggapi,” ujarnya.
Mahfud mengaku tidak akan mengambil sikap aktif untuk merespons kemunculan namanya sebagai cawapres tersebut. Dia, yang kini menjadi Ketua Lembaga Penasihat Gubernur DIY, Paramparapraja, hanya ingin bekerja profesional sesuai bidangnya. “Kalau sekarang saya tidak ingin jadi presdien atau wakil presiden,” ujarnya.
Jika kemunculan namanya itu terjadi pada pemilu 2014, ujar Mahfud, dia kemungkinan besar akan menindaklanjuti. Adapun saat ini, kata Mahfud, dia sedang tidak ingin jadi capres atau cawapres.
Dan ketidakinginan itu, menurut Mahfud, tak harus ada alasannya. “Seperti kamu misalnya tidak ingin makan bakso. Ya tidak ingin saja (saya menjadi cawapres), silakan orang mau membuat wacana itu, saya tidur saja,” ujarnya.
Mahfud Md Sebut Menteri Yusril Tak Berhak Nyatakan Tragedi 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat
14 hari lalu
Mahfud Md Sebut Menteri Yusril Tak Berhak Nyatakan Tragedi 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat
Mahfud MD merespons pernyataan Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi dan Kemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, yang menyatakan tragedi 1998 bukanlah pelanggaran HAM berat.