Telepon Habibie, Jokowi Janji Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan

Minggu, 4 Maret 2018 21:41 WIB

Presiden Joko Widodo mengantar BJ Habibie sampai ke kediamannya di Komplek Patra Kuningan. facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan negara menanggung biaya perawatan Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie. Pemerintah berjanji memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama Presiden RI ketiga itu dirawat.

Jokowi menyampaikan janji tersebut secara langsung kepada Habibie melalui sambungan telepon. Sore tadi sekitar pukul 15.30 WIB Jokowi menghubungi Habibie dan berbincang sejenak.

Baca: Jokowi Akan Kirim Dokter Kepresidenan untuk BJ Habibie

Dalam percakapan itu, Jokowi memastikan pemerintah akan menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pemerintah akan menanggung biaya perawatan Habibie.

Sejak Selasa, 27 Februari 2018, Habibie dirawat di Klinik Starnberg, Munchen, Jerman. Habibie mengalami masalah pada klep jantung klep jantungnya yang bocor. Tim dokter mendapati klep jantung BJ Habibie ada kebocoran yang berakibat penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter. Dokter menyarankan untuk segera menjalani operasi jantung. Namun, Habibie memilih untuk menjalani tindakan dengan menggunakan metode yang lebih canggih.

Sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto, mengatakan Habibie mengiriminya e-mail yang kemudian diminta untuk di-foward-kan kepada tim dokter kepresidenan RI di Jakarta. Mantan Menteri Riset dan Teknologi ini berharap tindakan atas jantungnya di Munchen, Jerman, dapat dihadiri oleh paling tidak dua dokter kepresidenan spesialis jantung, serta satu personel tambahan Paspampres.

Baca: BJ Habibie Emoh Operasi Jantung, Minta Ini ke Tim Dokter Presiden

Advertising
Advertising

"Beliau harapkan seluruh biaya perawatan dan tindakan medis yang timbul di Munchen ditanggung oleh pemerintah RI sesuai Undang-Undang yang berlaku," kata Rubijanto melalui keterangannya yang diterima Tempo, Sabtu, 3 Maret 2018.

Terkait permintaan Habibie tersebut, Jokowi menyanggupi. "Saya sudah berangkatkan (dalam proses) dari Indonesia untuk mendampingi," kata Presiden dalam sambungan telepon tersebut seperti dilansir keterangan tertulis, Ahad, 4 Maret 2018.

Jokowi mengutus Prof. Dr. Lukman Hakim, SpPD-KKV, SpJP, Kger. Dia adalah seorang spesialis jantung dan pembuluh darah dari tim dokter kepresidenan. Anggota Paspampres yang diminta Habibie pun telah diberangkatkan.

Melalui Menteri Luar Negeri, Presiden telah menginstruksikan Duta Besar Republik Indonesia di Jerman untuk terus memantau kondisi kesehatan terkini dari Habibie dan melaporkan langsung kepadanya.

Dalam percakapan telepon tersebut, Habibie menceritakan kepada Presiden Jokowi mengenai kondisinya saat ini. Presiden berharap agar Habibie dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Jokowi juga mendoakan kesembuhan BJ Habibie. "Kami semua di Indonesia, seluruh rakyat Indonesia, mendoakan Bapak. Semoga segera sehat kembali, bisa beraktivitas dan kembali ke Indonesia," ucapnya.


Berita terkait

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

55 menit lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

15 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

19 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

22 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya