TEMPO.CO, Jakarta - Pianis Ananda Sukarlan angkat bicara soal pelaporan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri atas tuduhan menyebarkan berita bohong alias hoax. Sebelumnya, Ananda mere-tweet foto yang dianggap hoax terkait kabar pertemuan Fadli Zon dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan kelompok The Family Muslim Cyber Army atau The Family MCA.
Ananda mengatakan tujuannya me-retweet foto Fadli dan Prabowo, yang awalnya diduga bersama admin The Family MCA, untuk memeriksa kebenarannya kepada publik. "Loh itu justru untuk meng-cross-check kan. Nanya ke para tweehearts (pengikut Twitter) saya," kata Ananda saat dihubungi, Sabtu, 3 Maret 2018.
Hasil rekapitulasi KPU DKI Jakarta pada Pilkada putaran kedua pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok - Djarot Syaifuk Hidayat mendapatkan 2.350.366 suara atau 42,04 persen, sedangkan Anies - Sandiaga Uno 3.240.987 atau 57,96 persen. Total suara sah mencapai 5.591.353.
Sebelumnya, Fadli Zon membantah foto yang diunggah akun media sosial tersebut adalah fotonya dengan kelompok The Family MCA. Menurut Fadli, itu adalah foto makan siang dia bersama dengan Eko Hadi, seorang pendukung Anies-Sandi yang berjalan kaki dari Madiun ke Jakarta untuk memenuhi nazar jika jagoannya itu menang di Pemilihan Gubernur DKI.
Akibat foto tersebut, Fadli Zon melaporkan Ananda Sukarlan dan beberapa akun Twitter lainnya atas tuduhan menyebar hoax dan mencemarkan nama baik. Dalam laporan dengan nomor LP 301/111/2018 tertanggal 2 Maret 2018, Fadli Zon menyerahkan bukti screenshot unggahan di media sosial beserta linknya.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.
Fadli Zon Sampaikan Dukungan Untuk Proses Masuknya Timor Leste ke ASEAN.
1 September 2023
Fadli Zon Sampaikan Dukungan Untuk Proses Masuknya Timor Leste ke ASEAN.
BKSAP DPR RI, Dr. Fadli Zon diundang untuk menjadi salah satu panelis dalam Seminar mengenai Hubungan Internasional dan Demokrasi yang diselenggarakan oleh Parlemen Timor Leste di Dili.