KKIP Minta Agar Kasus Pembelian Helikopter AW 101 Tak Terulang

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 2 Maret 2018 15:09 WIB

Penyidik KPK Periksa Fisik Helikopter AW 101 TNI AU. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) meminta agar kasus pembelian helikopter Augusta Westland AW-101 tidak terulang lagi. Menurut KKIP, pembelian helikopter itu telah menyalahi Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

"Dalam pembelian helikopter itu banyak aturan yang ditabrak," kata Ketua Tim Pelaksana KKIP Laksamana TNI Purn. Sumarjono, di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat, 2 Maret 2018.

Sumarjono mengatakan selama ini pihaknya tak pernah menerima usulan pengadaan helikopter AW-101. Padahal sesuai amanat UU Industri Pertahanan, koordinasi pengadaan alat pertahanan dan keamanan dilaksanakan berdasarkan ketetapan dari KKIP.

Baca juga: Kasus Heli AW 101, Jenderal Gatot Benarkan Pemanggilan Eks KSAU

Selain itu, menurut UU yang sama Pasal 43, TNI wajib menggunakan alat pertahanan dan keamanan produksi dalam negeri. Apabila alat pertahanan belum dapat dipenuhi dalam negeri, kata dia, TNI dapat mengusulkan kepada KKIP untuk membeli produk luar negeri.

Advertising
Advertising

Namun, pembelian harus dilakukan antar pemerintah dengan pemerintah atau pemerintah dengan produsen. Sementara dalam pembelian helikopter itu, TNI AU langsung membelinya kepada agen penjual. "Kalau beli dari agen penjual itu sudah melanggar UU," kata dia.

Pembelian Helikopter AW 101 dilakukan TNI AU. Heli buatan Inggris itu tiba di Lapangan Udara Halim Perdanakusumah Februari 2017 lalu. Pada awalnya, helikopter tersebut dibeli sebagai helikopter VVIP Presiden Joko Widodo. Heli tersebut dipesan pada era Kepala Staf Angkatan Udara sebelumnya, Marsekal Purnawirawan Agus Supriatna.

Pembelian itu kemudian menjadi polemik. Presiden Jokowi sebenarnya telah membatalkan pembelian sejak 2015, sebab harga yang dinilai terlalu mahal yaitu Rp 752 miliar. Selang satu tahun kemudian, TNI AU ternyata kembali memesan heli itu sebagai heli angkut. Panglima TNI Gatot Nurmantyo kemudian kembali membatalkan pembelian helikopter tersebut.

Baca juga: Hakim Tolak Praperadilan Tersangka Kasus Helikopter AW 101

TNI telah menetapkan lima anggotanya sebagai tersangka pembelian Heli AW 101. Para tersangka itu adalah Kepala Unit Pelayanan Pengadaan Kolonel Kal FTS SE, Pejabat Pembuat Komitmen dalam pengadaan barang dan jasa Marsekal Madya TNI FA, dan pejabat pemegang kas Letkol Adm WW. Dua orang lainnya adalah staf pemegang kas yang menyalurkan dana ke pihak-pihak tertentu yakni Pelda SS, dan asisten perencanaan Kasau Marsda TNI SB.

Adapun seorang tersangka lain ditetapkan oleh KPK yaitu Irfan. Tindak pidana korupsi dalam proyek pengadaan helikopter AW 101 diperkirakan merugikan keuangan negara setidaknya Rp 220 miliar. Adapun nilai anggaran proyek tersebut Rp 738 miliar.

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

2 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

12 hari lalu

Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

12 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Dibayangi Genosida di Gaza, Israel Hadiri Pameran Dirgantara di Singapura

23 Februari 2024

Dibayangi Genosida di Gaza, Israel Hadiri Pameran Dirgantara di Singapura

Industri pertahanan Israel ikut serta dalam pameran dirgantar di Singapore Airshow pekan ini meski dibayangi genosida terhadap warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Profil PT Pindad dengan Komisaris Utama KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

25 Januari 2024

Profil PT Pindad dengan Komisaris Utama KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Maruli Simanjuntak yang juga KSAD dan menantu Luhut sebagai komisaris utama PT Pindad. Ini profil Pindad.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ada Kader Gerindra Bermain di Proyek Food Estate Prabowo, Jokowi Tanggapi Kritik Anies Baswedan tentang Gaji TNI

8 Januari 2024

Terkini: Ada Kader Gerindra Bermain di Proyek Food Estate Prabowo, Jokowi Tanggapi Kritik Anies Baswedan tentang Gaji TNI

Berita terkini: Kader Gerindra bermain di proyek food estate kebun singkong Prabowo, Jokowi tanggapi kritik Anies Baswedan tentang gaji TNI.

Baca Selengkapnya

5 Perusahaan Industri Pertahanan Amerika Serikat Kena Sanksi Cina

7 Januari 2024

5 Perusahaan Industri Pertahanan Amerika Serikat Kena Sanksi Cina

Kementerian Luar Negeri Cina mengumumkan telah menjatuhkan sanksi pada lima perusahaan bidang industri pertahanan sebagai balasan atas tindakan salah

Baca Selengkapnya

Perang Bawa Lonjakan Keuntungan bagi Industri Pertahanan AS pada 2024

19 Desember 2023

Perang Bawa Lonjakan Keuntungan bagi Industri Pertahanan AS pada 2024

Di saat PBB menyerukan gencatan senjata di Gaza, industri pertahanan AS justru mengharapkan ledakan keuntungan dari perang ini.

Baca Selengkapnya

Defend ID: Industri Pertahanan RI Tak Terpengaruh Konflik Hamas vs Israel

10 Oktober 2023

Defend ID: Industri Pertahanan RI Tak Terpengaruh Konflik Hamas vs Israel

Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin mengatakan konflik tidak hanya terjadi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Industri Pertahanan Indonesia Masuk Top 50 Dunia pada 2025

19 September 2023

Jokowi Targetkan Industri Pertahanan Indonesia Masuk Top 50 Dunia pada 2025

Presiden Jokowi mengharapkan industri pertahanan Indonesia dapat masuk ke dalam peringkat 50 besar dunia pada 2025.

Baca Selengkapnya