Kasus Kekerasan TKI, Migrant Care Usulkan Daftar Hitam Majikan

Reporter

M Taufiq

Selasa, 27 Februari 2018 08:02 WIB

Massa dari Migrant Care berorasi di Kedubes Malaysia, Jakarta, (16/09). Massa menuntut pemerintah menarik Dubes RI di Malaysia dan mendesak penuntasan hukum kasus kekerasan seksual TKI oleh tiga polisi Malaysia. Tempo/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia terus berulang. Yang paling anyar, terjadi pada seorang TKI asal Nusa Tenggara Timur, Adelina Lisao, 28 tahun. Ia meninggal dunia akibat penganiayaan oleh majikannya di Malaysia.

Berkaitan dengan itu, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo menyebutkan sejumlah hal yang perlu dilakukan pemerintah. Misalnya, pemerintah perlu memberikan hak untuk bebas berorganisasi bagi Tenaga Kerja Indonesia.

Menurut dia, hak tersebut perlu dimiliki TKI demi menghindari kejadian yang tak diinginkan. "Hak beroganisasi ini perlu agar TKI bisa saling berbagi baik pengalaman dan pemikiran," kata Wahyu kepada Tempo pada Senin, 26 Februari 2018. Dengan begitu, menurut dia, TKI bisa saling mengetahui kondisi satu sama lain.

Wahyu mengatakan hak ini juga bisa menjadi wadah edukasi bagi para TKI. "Ini hak dasar bagi buruh," ujarnya.

Baca: Beredar Video Diduga Penyiksaan TKI Adelina Lisao

Advertising
Advertising

Selain itu, Wahyu mengatakan TKI seharusnya mendapatkan hak untuk bebas berkomunikasi. Menurut dia, berulangnya kasus kekerasan kepada TKI tidak lepas dari belum adanya hak tersebut.

Wahyu juga mengusulkan adanya daftar hitam para majikan yang terindikasi dengan tindakan kekerasan agar TKI tidak mendapatkan perlakuan yang keji.

Baca: Polri akan Periksa Video Dugaan Penyiksaan TKI Adelina Lisao

Wahyu menilai baik Indonesia dan negara penemepatan TKI belum mematuhi perjanjian kerja sama atau MoU mengenai perlindungan migran dengan sepenuhnya hingga penganiayaan kepada TKI masih berulang terjadi. "Kedua negara belum mematuhi MoU ini," kata dia.

Selain itu, menurut Wahyu, banyak MoU tentang migran yang perlu direvisi. Seperti standar upah layak, adanya hari libur hingga adanya evaluasi terhadap implentasi MoU yang berkala. "Evaluasi berkala ini penting agar implementasi dari MoU tersebut bisa dimonitor," ujar dia.

Berita terkait

WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

51 hari lalu

WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

Migrant Care mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan preventif setelah ramai kasus TPPO di Myanmar.

Baca Selengkapnya

179 Pekerja Migran Indonesia Kelompok Rentan di Malaysia Dipulangkan ke Indonesia

31 Agustus 2024

179 Pekerja Migran Indonesia Kelompok Rentan di Malaysia Dipulangkan ke Indonesia

Sebanyak 179 pekerja migran Indonesia yang sudah lansia yang ditahan di pusat tahanan imigrasi dipulangkan ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kronologi PMI Ditembak hingga Tewas di Ladang Sawit di Malaysia

8 Agustus 2024

Kronologi PMI Ditembak hingga Tewas di Ladang Sawit di Malaysia

Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) tewas ditembak orang tak dikenal di ladang sawit di Malaysia

Baca Selengkapnya

Saksi Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI: Ada Temuan Indikasi Kerugian Rp 6 Miliar oleh BPK

7 Agustus 2024

Saksi Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI: Ada Temuan Indikasi Kerugian Rp 6 Miliar oleh BPK

Kasus dugaan korupsi pengadaan sistem proteksi TKI di Kemenaker dinilai merugikan keuangan negara sebesar Rp17,68 miliar

Baca Selengkapnya

Cerita Istri TKI yang Ditembak di Malaysia, Sebelum Tewas Sempat Panggilan Video

4 Agustus 2024

Cerita Istri TKI yang Ditembak di Malaysia, Sebelum Tewas Sempat Panggilan Video

Seorang TKI tewas ditembak di perkebunan di Malaysia. Barang-barangnya hilang digondol pelaku.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Osaka Bebaskan Revi, Migrant Care Minta WNI Waspada Jebakan Kurir Narkoba

1 Agustus 2024

Kejaksaan Osaka Bebaskan Revi, Migrant Care Minta WNI Waspada Jebakan Kurir Narkoba

Revi Cahya Sulihatun yang sempat ditahan Kejaksaan Osaka akhirnya dibebaskan. Migrant Care meminta agar WNI mewaspadai jebakan jadi kurir narkoba.

Baca Selengkapnya

3 Hari Terombang-ambing di Selat Malaka, 1 TKI Meninggal Dunia dan 2 Orang Hilang

31 Juli 2024

3 Hari Terombang-ambing di Selat Malaka, 1 TKI Meninggal Dunia dan 2 Orang Hilang

Tujuh TKI di Malaysia hendak kembali ke Indonesia dengan menumpang kapal kayu yang dinakhodai dua pria. Kapal tergulung ombak di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Kebumen Terjebak TPPO di Hpalu Myanmar: Digaji Rp 2 Juta dan Kerap Disiksa jika Tak Capai Target Scammer

29 Juli 2024

Cerita Warga Kebumen Terjebak TPPO di Hpalu Myanmar: Digaji Rp 2 Juta dan Kerap Disiksa jika Tak Capai Target Scammer

Agus (33 tahun), warga Kebumen menjadi korban TPPO di Myanmar berkedok lowongan kerja bergaji tinggi.

Baca Selengkapnya

Migrant Care Tidak Sarankan Jalur Penebusan untuk Pembebasan Korban TPPO Myanmar

28 Juli 2024

Migrant Care Tidak Sarankan Jalur Penebusan untuk Pembebasan Korban TPPO Myanmar

Bebebrapa WNI korban TPPO di Myanmar yang menjadi scammer masih terjebak di perusahaan.

Baca Selengkapnya

Korban TPPO Online Scam dan Judi Online di Kamboja Lakukan Beberapa Penerbangan untuk Kelabuhi Imigrasi

28 Juli 2024

Korban TPPO Online Scam dan Judi Online di Kamboja Lakukan Beberapa Penerbangan untuk Kelabuhi Imigrasi

Proses pemberangkaan korban TPPO online scam dan judi online dilakukan secara unprosedural. Mereka melalui jalur udara hingga darat untuk melabuhi petugas imigrasi.

Baca Selengkapnya