Marak OTT, Bambang Soesatyo Ingin Pemimpin Dipilih DPR dan DPRD

Minggu, 25 Februari 2018 21:02 WIB

Bambang Soesatyo mengatakan kegemarannya mengoleksi mobil mewah dilakukan sejak menjadi wartawan. Saat ia menjadi wartawan pada 1985, ia sudah mulai membeli Volvo sebagai mobil pertamanya. dok. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo

TEMPO.CO-Yogyakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR Bambang Soesatyo menyebut model demokrasi dengan pemilihan langsung menjadi salah satu penyebab maraknya praktik korupsi oleh kepala daerah atau calon kepala daerah.

“Kalau sekarang hampir tiap hari kita dengar ada OTT (operasi tangkap tangan) kepala atau calon kepala daerah, itu bukan hal yang aneh,” ujar Bambang di sela peresmian Gedung Grha Suara Muhammadyah di Yogyakarta, Ahad, 25 Februari 2018.

Baca: OTT Kepala Daerah, Zulkifli Hasan: Ini Peringatan Keras

Menurut Bambang maraknya OTT kepala daerah merupakan harga yang harus ditebus akibat pilihan sistem demokrasi langsung. Bambang merinci perkiraan ongkos politik yang dibutuhkan untuk maju ke pilkada.

Calon wali kota/bupati, kata Bambang, minimal harus mempersiapkan dana Rp 100-150 miliar. Sedangkan untuk pemilihan gubernur ongkosnya berkisar Rp 200-500 miliar. Adapun calon presiden, menurut Bambang, minimal punya modal Rp 1 triliun. “Ini mendorong para calon berkompromi pada para pemilik modal,” ujarnya.

Padahal, ujar Bambang, pusat modal atau perekonomian Indonesia hanya dikuasai oleh segelintir orang. “Bisa dibayangkan, jika kondisi terus demikian Indonesia ke depan akan dikuasai orang-orang itu (pemilik modal), baik secara langsung maupun tidak,” ujarnya.

Simak: Fahri Sindir OTT Kepala Daerah, KPK: Tak Penting Ditanggapi

Bambang mengajak pemerintah dan organisasi masyarakat seperti Muhammadyah untuk mengevaluasi lagi manfaat pemilihan langsung itu. “Tapi jika kita amandemen lagi UU Pemilihan Kepala Daerah ini (kembali bukan pemilihan langsung) katanya kemunduran demokrasi,” ujarnya.

Bambang mengaku pernah menyampaikan keinginan meninjau kembali pemilihan langsung itu kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehingga bisa kembali dilakukan DPR/DPRD. “Dengan anggota DPRD yang hanya 60 orang, tentu lebih mudah pengawasannya jika semua disadap,” ujarnya.

Lihat: Fahri Sindir OTT KPK Titipan, Saut Situmorang: Titipan Reformasi

Namun, kata Bambang, masyarakat justru senang karena pilkada langsung ini identik dengan bagi-bagi uang. “Kalau calonnya tidak punya uang, akan dimodali pemilik modal asal dengan catatan di bawah kendali pemilik modal,” ujarnya.

Bambang Soesatyo
yakin tabiat pemilik modal tak mau selamanya memasang pion atau membiayai calon yang didukungnya. Suatu saat para pemilik modal pasti mencalonkan dirinya sendiri karena merasa memiliki modal besar. “Kalau begini terus kekayaan tanah kita lama-lama beralih ke pemilik modal, dan rakyat tinggal di pinggiran, ” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Bamsoet Apresiasi IKA Jayabaya, Tetap Eksis Selenggarakan Kegiatan Positif

6 jam lalu

Bamsoet Apresiasi IKA Jayabaya, Tetap Eksis Selenggarakan Kegiatan Positif

Dari kampus Jayabaya telah lahir tokoh-tokoh nasional dan sumberdaya-sumberdaya manusia

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

1 hari lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.

Baca Selengkapnya

Ketua Umum IMI Dukung Adventure Offroad di Kebumen

1 hari lalu

Ketua Umum IMI Dukung Adventure Offroad di Kebumen

Kejuaraan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan para offroader sehingga mampu menaklukan berbagai lintasan yang berat.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

1 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

1 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

2 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

2 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

2 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya