Menteri Lukman Minta Kader Pemuda Muhammadiyah Jaga Islam Moderat

Reporter

Friski Riana

Selasa, 30 Januari 2018 12:37 WIB

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Danil Anzar dalam diskusi bertajuk Jangan Lelah Lawan Korupsi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, 10 November 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Kongres Ulama Muda Pemuda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Januari 2018. Dalam pidatonya, Menteri Lukman meminta ulama muda mengawal dan menjaga Islam yang moderat.

"Kita semua harus mampu mengembalikan (pemahaman Islam) ke tengah. Itulah Islam wasathiyah, Islam yang di tengah-tengah,” ucapnya. Islam yang di tengah-tengah, kata Menteri, bermakna tidak ekstrem dan tidak berlebihan.

Baca:
Pemuda Muhammadiyah Gelar Kongres Ulama Muda
Solider Rohingya, Pemuda Muhammadiyah...

Lukman menjelaskan, dalam penelitian yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Agama, muncul kecenderungan dua kelompok ekstrem, yaitu ekstrem kiri dan kanan, dalam memahami ajaran agama Islam. Sebagian orang, ujar Lukman, memahami Islam yang sangat bertumpu pada teks Al-Quran dan hadis.

"Sangat mendewakan teks, menafikan kemampuan akal nalar.” Golongan ini memahami Islam hanya melalui bunyi Al-Quran, isi hadis, dan menolak konteks. “Mengabaikan lingkungan strategis, kenapa ayat itu diturunkan," tuturnya.

Sebaliknya, ada sebagian orang yang begitu liberal dalam memahami agama. Mereka mendewakan serta mengagungkan akal, nalar, dan pikiran, sehingga mengabaikan teks sama sekali, seperti Al-Quran dan hadis. "Mereka yang terlalu konservatif sama bahayanya dengan mereka yang terlalu liberal dalam memahami agama," katanya.

Advertising
Advertising

Baca juga: Pemuda Muhammadiyah: Pemerintah-HTI...

Menteri Lukman menilai metodologi dalam memahami ajaran agama, baik secara teks maupun nalar, sebetulnya sama-sama pentingnya dalam rangka melengkapi dan mengisi satu sama lain. Namun ia menyayangkan adanya pihak yang ingin dengan sengaja membenturkan, sehingga energi umat Islam hanya habis dan tersita untuk urusan itu. Padahal perdebatan sejak ratusan tahun lalu itu tidak akan pernah selesai dan bukan sesuatu yang harus dibenturkan.

Ia mencontohkan lelaki yang mengenakan celana panjang. “Di atas mata kaki atau menutupi mata kaki masing-masing punya hujjah sendiri.” Perbedaan itu, ujar Menteri, bukan untuk dibenturkan karena lebih benar atau salah. “Energi umat sebaiknya digunakan untuk hal-hal strategis terkait dengan keumatan, pendidikan, dan ekonomi," tutur Menteri Lukman di hadapan kader Pemuda Muhammadiyah.

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

5 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

8 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

9 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

10 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

10 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

22 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

24 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya