Kemenkes Akan Kembali Melaksanakan ORI Difteri pada Januari 2018
Reporter
Chitra Paramaesti
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 6 Januari 2018 15:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI akan melaksanakan outbreak response immunization (ORI) gelombang kedua yang merupakan imunisasi terhadap wabah Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri pada Januari 2018. Sebelumnya, Kemenkes sudah melakukan ORI di bulan Desember 2017.
"ORI Difteri perlu dilakukan tiga kali untuk membentuk kekebalan tubuh dari bakteri corynebacterium diphteriae," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi, Sabtu, 6 Januari 2018.
Baca juga: Imunisasi Difteri Diperluas, Menkes: Persediaan Vaksin Cukup
Selanjutnya, kata Oscar ORI putaran ketiga akan dilanjutkan enam bulan kemudian. Dia mengimbau kepada orang tua yang memiliki anak berusia 1 hingga 19 tahun dan belum mendapatkan ORI pertama, untuk segera menghubungi petugas kesehatan agar mendapatkan imunisasi tersebut. "Ini bisa dilaksanakan bersamaan dengan ORI putaran kedua, bagi anak yang telah mendapatkan ORI sebulan yang lalu," ujar dia.
ORI putaran kedua akan dilakukan di sekolah, Posyandu, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya. "Tentu perlu kerjasama dan partisipasi orangtua untuk mengambil langkah cepat mengendalikan difteri," tutur Oscar.
Pencegahan difteri yang paling utama adalah dengan imunisasi. Di Indonesia program imunisasi difteri sudah dilakukan sejak lebih dari 5 dasa warsa. Vaksin untuk imunisasi difteri ada 3 jenis, yaitu vaksin DPT-HB-Hib, vaksin DT, dan vaksin Td yang diberikan pada usia berbeda. Imunisasi Difteri diberikan melalui Imunisasi Dasar pada bayi (di bawah 1 tahun) sebanyak 3 dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak 1 bulan.
Baca juga: Pemerintah Dinilai Belum Efektif dalam Pemberantasan Difteri
Selanjutnya, diberi Imunisasi Lanjutan (booster) pada anak umur 18 bulan sebanyak 1 dosis vaksin DPT-HB-Hib; pada anak sekolah tingkat dasar kelas-1 diberikan 1 dosis vaksin DT, lalu pada murid kelas-2 diberikan 1 dosis vaksin Td, kemudian pada murid kelas-5 diberikan 1 dosis vaksin Td.
Keberhasilan pencegahan difteri dengan imunisasi sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi, yaitu minimal 95 persen. Munculnya wabah (KLB) difteri kemungkinan karena immunity gap, yaitu kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah.