Fredrich menyebut dirinya menyukai barang mewah, termasuk mobil dan motor gede. Dia juga suka memakai barang-barang branded untuk sehari-hari, dari baju, sepatu, tas, hingga jam tangan. "Tas saya setiap hari saya ganti, lha tasnya memang banyak. Baju, arloji, setiap hari saya ganti. Saya bukan pamer, tapi saya pakai. Itu kan sehari-hari saja. Jadi supaya dimaklumi, saya bukan pamer, saya memang sehari-hari begitu," ujarnya. TEMPO/ Mahanizar
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penasihat hukum tersangka kasus kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP)—Setya Novanto, Fredrich Yunadi, mengatakan tidak dapat bertemu dengan mantan kliennya untuk merayakan tahun baru karena diisolasi Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. "Tidak bisa ketemu, kecuali penasihat hukumnya. KPK mengisolasinya," katanya melalui pesan pendek, Ahad, 31 Desember 2017.
Ia mengaku tetap berhubungan baik dengan Setya walau sudah tidak menjadi penasihat hukumnya. "Dengan keluarganya masih komunikasi terus," ujarnya.
Hingga saat ini, kata Fredrich, ia belum pernah bertemu dengan Setya sejak mengundurkan diri pada 7 Desember 2017. "Setelah mundur, tidak pernah bertemu lagi," ucap Fredrich.
Setya mengeluh sakit sejak sebelum ditahan KPK. Penasihat hukum Setya mengatakan kliennya menderita penyakit jantung dan gula. Begitu pun dengan penasihat hukum Setya lain, Firman Wijaya, yang menuturkan kliennya menderita penyakit gula.
Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif menyatakan tak ada penyakit baru yang diderita Setya. "Tidak ada penyakit baru, masih sama dengan yang dulu," tuturnya saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 30 Desember 2017.
Menurut Syarif, hasil pemeriksaan Setya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto sama dengan temuan dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Hanya, dokter RSCM menganjurkan agar kontrol kesehatan Setya dilakukan sesuai dengan jadwal.