Aktivis HAM Minta TNI dan Polri Tidak Sewenang-wenang di Papua

Kamis, 21 Desember 2017 08:54 WIB

Peserta aksi berorasi saat demo untuk merayakan Hari Kemerdekaan Papua Barat dan menuntut penutupan PT Freeport Indonesia, di Jakarta, 1 Desember 2017. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi untuk Keadilan, Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua, Civil Liberty Defenders, serta Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) meminta aparat gabungan TNI dan Polri tidak berlaku sewenang-wenang di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua. Anggota gabungan dari TNI dan Polri diduga melakukan penembakan dan penganiayaan di Nduga.

"Menurut keterangan yang disampaikan teman-teman di lapangan memang ada anggota (TNI/Polri) yang turun dan melakukan penembakan, itu di tanggal 15," kata Ketua Koalisi Untuk Keadilan, Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua, Theo Hesegem saat di konfirmasi Tempo, Rabu, 20 Desember 2017.

Baca: Selesaikan Persoalan Papua, Pemerintah Diminta Kedepankan Dialog

Dalam siaran pers koalisi aktivis tersebut, situasi mencekam di Nduga, Papua, berawal dari peristiwa penyerangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) terhadap anggota TNI pada 12 Desember 2017.

Peristiwa tersebut menyebabkan operator excavator Yovicko Sondak meninggal dunia dan satu anggota TNI Prada Didimus Abindodifu luka-luka. Atas kejadian tersebut, aparat gabungan melakukan penyisiran di Bandara Daragma, Distrik Mugi, Kabupaten Nduga.

Disebutkan oleh koalisi, dengan menggunakan dua pesawat komersial, aparat keamanan melakukan penembakan secara acak ke arah masyarakat yang datang ke bandara dan juga ke arah rumah-rumah masyarakat dan bangunan lainnya di sekitar Bandara Daragma. Akibatnya, lima orang terkena timah panas, empat orang luka-luka dianiaya dan dua rumah dibakar.

Advertising
Advertising

Korban luka tembakan adalah RNN, luka-luka akibat tembakan di bagian paha kanan; RN: masyarakat sipil, terkena tembakan di paha; SG, terkena tembakan di paha kaki kanan saat di dalam rumah; RN, terkena tembakan di bagian leher; dan BK, seorang pelajar kelas III SMA terkena tembakan di bagian lengan tangan kiri. Korban penganiayaan adalah RG, EK AK dan IN. Sementara itu, dua rumah masyarakat yang dibakar adalah rumah milik MG dan MK.

Baca: Jokowi Targetkan Papua Terang Benderang pada 2018

Setelah kejadian tersebut, akses jalan dari Kabupaten Jayawijaya ke Kabupaten Nduga harus melapor untuk mendapatkan surat jalan kepada pos penjagaan di lima titik yaitu Pos Napua, Pos Mbua, Pos Yigi, Pos Yal dan terakhir di Pos Mugi. Hal ini sangat menghalangi mobilitas masyarakat, jurnalis, dan advokasi ke Mugi.

Atas situasi di atas, Civil Liberty Defenders, Veronica Koman meminta aparat gabungan dari TNI dan Polri berhenti melakukan sweeping. Selain itu, dia juga meminta adanya pertanggungjawaban terhadap korban. "Yang luka-luka diobati dan yang jadi korban tidak diintimidasi lagi," katanya kepada Tempo, Rabu, 20 Desember 2017.

Dalam siaran pers tersebut, koalisi juga mendesak Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih untuk menarik aparatnya dari wilayah Nduga dan mendesak pemerintah untuk menjamin korban dan keluarga korban dari intimidasi serta mendapat perawatan dan upaya pemulihan kepada masyarakat yang mengalami trauma dan ketakutan.

Tempo sudah berusaha menghubungi Kapolda Papua, Inpektur Jenderal Boy Rafli Amar, untuk mengkonfirmasi kejadian tersebut melalui telepon. Tetapi belum berhasil dihubungi. Hingga berita ini diturunkan, Tempo masih berusaha menghubungi Boy.

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

13 jam lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

14 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

15 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

16 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

16 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

19 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

22 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

23 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya