Mulai 1 Januari 2018, Jalur Pendakian Semeru Ditutup 3 Bulan

Selasa, 19 Desember 2017 21:38 WIB

Deretan tenda pendaki Gunung Semeru berjajar di tepi Ranu Kumbolo, 6 Juli 2017. Selepas pos I, pendaki masih akan melewati jalanan yang relatif rata sampai di Watu Rejeng. Biasanya para pendaki akan beristirahat sejenak di sana sebelum menuju Pos III yang cukup menguras tenaga. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Lumajang - Otoritas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) bakal menutup sementara jalur pendakian Gunung Semeru pada 1 Januari 2018 hingga tiga bulan. Hal itu dikatakan Kepala Seksi III Pengelolaan Taman Nasional, Bidang Pengelolaan Wilayah II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Budi Mulyanto, saat menghadiri Konsultasi Publik Kepariwisataan di Lumajang.

Budi mengatakan penutupan sementara selama tiga bulan kegiatan pendakian Semeru diberlakukan karena dua hal. Pertama, kata dia, kondisi cuaca pada Januari hingga tiga bulan berikutnya diprediksi kurang mendukung, seperti angin kencang dan hujan deras. "Dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas pendaki," ujarnya.

Baca juga: Potensi Letusan Semeru Bayangi Pembukaan Jalur Pendakian

Budi menuturkan sudah menerima laporan ihwal kondisi di lapangan saat ini, yang menyebutkan cuaca sekarang sering hujan. "Tapi masih dalam taraf ringan dengan angin yang cukup kencang. Namun aktivitas pendakian masih bisa dilakukan," katanya. Suhu udara di kawasan Semeru juga masih rata-rata normal. "Belum terjadi perubahan suhu ekstrem," ucapnya.

Faktor kedua penutupan sementara pendakian Gunung Semeru adalah untuk pemulihan ekosistem. "Sebab, selama delapan bulan pendakian dibuka, aktivitas atau ekosistem di sana dirasa sudah terganggu karena kehadiran para pendaki," tuturnya. Sehingga dengan pemulihan itu, kata Budi, ekosistem kawasan Semeru diharapkan akan pulih dan satwa liar bisa berkembang biak dengan baik.

Budi berujar kawasan Gunung Semeru ini merupakan tempat habitat satwa prioritas TN BTS, antara lain elang Jawa dan macan tutul. Di sekitar Oro-oro Ombo, ketika pendakian ditutup selama tiga bulan pada tahun-tahun sebelumnya, ditemukan jejak-jejak satwa sejenis kucing hutan. "Sehingga dengan penutupan itu, kami berharap bahwa populasi dan aktivitas satwa liar dapat berkembang lebih baik," ujarnya.

Baca juga: Aksi Bersihkan Gunung, Jalur Pendakian Semeru Kembali Dibuka

Berlaku juga pada flora. "Di kawasan Oro-oro Ombo, yang merupakan lintasan para pendaki, ada anggrek-anggrek tanah yang kemungkinan pada saat dibukanya pendakian itu sudah terinjak-injak para pendaki," katanya. Dia berharap masa pemulihan ekosistem dengan cara menutup aktivitas pendakian Gunung Semeru selama tiga bulan bisa memberikan kesempatan pada anggrek-anggrek tersebut untuk berkembang. Jalur pendakian ditutup total sejak mulai dari Pos Ranupani, Ranu Kumbolo, hingga Kalimati.

Berita terkait

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

11 jam lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

8 hari lalu

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas

Baca Selengkapnya

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

8 hari lalu

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

8 hari lalu

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru

Baca Selengkapnya

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

8 hari lalu

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.

Baca Selengkapnya

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

9 hari lalu

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

9 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

9 hari lalu

Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Banjir lahar dingin itu menyebabkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap hingga merendam permukiman warga pada Kamis, pukul 19.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

11 hari lalu

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

12 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya