TEMPO.CO, Lumajang - Bahaya letusan Gunung Api Semeru membayangi pembukaan jalur pendakian yang sedianya direncanakan Rabu, 5 April 2017. Potensi letusan gunung api dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu dipaparkan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Suparno, dalam Rapat Koordinasi Pembukaan Jalur Pendakian Semeru, Senin, 3 April 2017, di Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Lumajang.
Suparno mengatakan status Gunung Semeru saat ini di level waspada dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi adalah melarang aktivitas di dekat kawah. Ihwal rencana pembukaan pendakian Semeru, Sumarno tidak bisa mengatakan Semeru dalam kondisi aman untuk pendakian. "Hari ini memang kondusif, tapi tidak tahu besok atau minggu depan," ujar Suparno di hadapan peserta rapat.
Baca juga: Mulai 4 Januari, Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup
Suparno diundang ke rapat koordinasi itu dalam kapasitasnya untuk memberikan saran kepada TN BTS serta memberikan gambaran soal aktivitas Gunung Semeru. Suparno mengatakan potensi bahaya Semeru saat ini adalah guguran material pijar yang bisa menimbulkan awan panas guguran. Awan panas itu bisa menyelimuti Gunung Semeru, tak terkecuali di puncak.
Suparno pernah mengalami peristiwa yang menyedihkan ketika mengantar ahli gunung api dari Prancis pada 2000-an. Saat itu, status Semeru di level normal. Namun terjadi insiden terlontarnya material pijar ke puncak Semeru hingga menewaskan ahli gunung api dari Prancis itu. "Itu human error," kata Suparno. Karena itu, Suparno tidak berani menyebutkan pendakian Semeru saat ini aman.
"Ada penumpukan material pijar di kawah Semeru, yang sewaktu-waktu bisa gugur karena pengaruh gravitasi atau getaran dari dalam dapur magma," katanya. Apalagi, jika kemudian ada tekanan kuat dari dalam hingga melontarkan material dan menimbulkan awan panas yang menyelimuti sebagian gunung. "Ini tidak bisa diprediksi karena karakteristik Semeru yang kompleks," ujarnya.
Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah II TN BTS Wilayah Kabupaten Lumajang Achmad Susdjoto mengatakan pihaknya merencanakan membuka kembali jalur pendakian pada Rabu, 5 April 2017. Pihak taman nasional juga telah melakukan survei jalur pendakian dan memperbaiki jalur dalam rangka pembukaan jalur pendakian itu.
Dalam rakor itu, TN BTS mengundang sejumlah instansi seperti pihak vulkanologi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, kepolisian, Dinas Kesehatan, puskesmas, hingga relawan Gunung Semeru serta pemandu pendakian maupun porter. TN BTS kemudian meminta kepada peserta rapat memberikan saran atau masukan terkait dengan persiapan pendakian. Pada akhir rapat, TN BTS tetap dengan rencana awal, yakni membuka jalur pendakian pada Rabu.
DAVID PRIYASIDHARTA