Muhammad Qodari: Kompromi Antarfaksi Jadi Cara Selamatkan Golkar

Reporter

Adam Prireza

Rabu, 13 Desember 2017 17:12 WIB

Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto (kedua kiri) bersama Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid (kiri) dan Sekjen Idrus Marham, saat menggelar rapat pleno DPP Partai Golkar di Gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, 18 Juli 2017. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik, Muhammad Qodari, berpendapat kompromi antarfaksi di tubuh Partai Golkar menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan partai berlambang pohon beringin itu dari kehancuran.

Menurut Qodari konflik antarfaksi yang tak berujung bisa berimbas pada kepunahan Partai Golkar dalam kontestasi politik 2018 dan 2019. "Musuh Golkar terbesar itu dirinya sendiri, faksionalisasi di dalam dirinya," katanya di kantor Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.

Baca: JK: Penunjukan Ketua DPR oleh Setya Novanto Langgar Aturan

Kompromi yang dimaksud Qodari adalah agar faksi-faksi di tubuh Golkar bisa berbagi tempat dan peran di kursi-kursi strategis yang dimiliki partai tersebut. Sehingga, kata dia, perwakilan setiap faksi dapat terakomodasi di posisi-posisi tertentu. "Misal, tiap faksi ada yang menjadi ketua umum, ada yang menjadi ketua DPR, ada sekretaris jenderal, ada bendahara umum, dan seterusnya," ujarnya.

Jika tidak mau berkompromi, menurut Qodari, dampak perpecahan antarfaksi itu adalah munculnya kepengurusan ganda. Dampak selanjutnya adalah munculnya calon legislatif ganda dari tiap faksi untuk diusung dalam pemilihan umum.

Simak: Titiek Soeharto Maju Ketum Golkar, Begini Tanggapan Mahyudin

Munculnya calon ganda dalam pemilu legislatif mustahil bisa diakomodasi. Dampak terburuknya, kata Qodari, Partai Golkar akhirnya tidak dapat mengajukan calon legislatif. "Karena tidak bisa mengajukan caleg maka eksistensi Golkar sudah pasti selesai," ucapnya pria yang juga Ketua Koordinator Bidang Politik Dalam Negeri ICMI itu.

Qodari menilai gejala gesekan antarfaksi di Partai Golkar mulai tampak sejak Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan ketua umum nonaktif, Setya Novanto, sebagai tersangka kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat 1 Golkar mendesak diadakannya musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk mengganti Setya.

Lihat: Golkar Daerah Kumpul di Jakarta Sepakat Tolak Setya Novanto

Namun beberapa elite partai, seperti Sekretaris Jenderal Idrus Marham dan anggota DPR dari Fraksi Golkar, Aziz Syamsuddin, berkeras munaslub dibahas dalam sidang pleno, yang digelar setelah ada putusan sidang praperadilan Setya.

Perbedaan pendapat juga mencuat saat Setya menunjuk Aziz menggantikannya sebagai Ketua DPR. Ini terlihat dari adanya dua surat yang dibahas dalam rapat Badan Musyawarah DPR. Surat yang dikirim Ketua Fraksi Golkar Robert Kardinal menyetujui penunjukan Aziz. Sebaliknya, surat penolakan dilakukan anggota Fraksi Golkar lain, yang dimotori Agus Gumiwang Kartasasmita.

ADAM PRIREZA

Berita terkait

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

1 hari lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

1 hari lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

1 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

2 hari lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Airin Rachmi Diany, Maju Pilkada Banten hingga Dianggap Role Model

2 hari lalu

5 Hal tentang Airin Rachmi Diany, Maju Pilkada Banten hingga Dianggap Role Model

Airin Rachmi Diany salah satu kader Golkar yang maju mendaftar Pilkada Banten

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

2 hari lalu

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan saat ini Ridwan Kamil memiliki dua surat tugas untuk Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

3 hari lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

3 hari lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

3 hari lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

4 hari lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya