Din Syamsuddin Dukung Demonstrasi Soal Klaim atas Yerusalem
Reporter
Istman Musaharun Pramadiba
Editor
Ninis Chairunnisa
Rabu, 13 Desember 2017 16:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Utusan Khusus Presiden Joko Widodo untuk Dialog Kerjasama Antar Agama dan Peradaban Din Syamsudin mendukung adanya aksi-aksi memprotes penetapan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal tak tersebut tak terkecuali aksi besar mendukung Palestina yang akan digelar pada Ahad ini.
"Saya kira itu sah-sah saja sebagai ekspresi baik karena sentimen keagamaan bagi Muslim, baik sentimen bahwa Yerusalem itu tempat suci bagi banyak agama termasuk Nasrani dan Yahudi," ujar Din saat ditanyai awak media di kompleks Istana Wakil Presiden pada Rabu, 13 Desember 2017.
Baca: Tolak Trump Soal Yerusalem di Sidang OKI, Jokowi ke Istanbul
Yerusalem tengah menjadi sorotan belakangan ini karena penetapannya secara sepihak sebagai ibu kota Israel. Adapun penetapan sepihak itu dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Langkah Presiden Trump itu mengundang banyak cibiran dari berbagai pihak. Presiden Trump dianggap tidak pantas mengubah status quo Yerusalem secara sepihak. Ia juga dinilai akan memicu konflik besar di Timur Tengah. Hal tersebut mengingat klaim Yerusalem beberapa kali diributkan Israel dan Palestina.
Baca: Soal Yerusalem, Jokowi Minta Negara OKI Satu Suara Bela Palestina
Di Indonesia, bentuk protes dilakukan dalam beragama bentuk. Selain dalam bentuk pernyataan keras oleh Presiden Joko Widodo, ada juga dalam bentuk wacana pemboikotan hingga aksi demonstrasi besar yang direncanakan pada Ahad, 17 Desember 2017.
Din mengatakan aksi Ahad esok juga bisa dipandang sebagai langkah melawan ketidakadilan. Sebab, penetapan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dilakukan tanpa melalui tahap diskusi.
Meski begitu, Din mengingatkan agar aksi pada Ahad esok jangan berlebihan atau berujung kerusuhan. Ia menyarankan aksi itu dikombinasikan dengan boikot produk Israel dan AS yang menurutnya pandangannya lebih cerdas. "Saya pesankan jangan eksesif, jangan bersifat merusak, karena itu nanti akan jadi kontraproduktif. Perlu dikombinasikan dengan cara cerdas," kata Din sambil mengungkapkan bahwa sejumlah petinggi Majelis Ulama Indonesia akan ikut dalam kegiatan itu.