Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (kanan), menyampaikan pengarahan kepada anggota Banser Nahdlatul Ulama (NU) dalam Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, 18 April 2017. Kegiatan ini mengangkat tema Memperteguh Semangat Kebangsaan, Membawa Khazanah Islam Nusantara untuk Perdamaian Dunia. ANTARA/Sigid Kurniawan
TEMPO.CO, Rembang - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas meminta orang yang waras jangan mengalah ketika muncul upaya memecah belah persatuan dan keberagaman Indonesia. "Ansor tidak akan berhenti menjaga Indonesia dari berbagai ancaman terhadap persatuan dan kesatuan," katanya saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional GP Ansor Angkatan VI di Pondok Pesantren Radhlatul Thalibin Rembang, Jawa Tengah, Rabu, 6 Desember 2017.
Yaqut mencontohkan ketika Ansor dihujat saat ikut menjaga gereja. Ia menjelaskan, hakikat hal tersebut bukanlah gerejanya, tapi menjaga komponen bangsa yang pernah bersama memperjuangkan Indonesia.
"Tidak hanya gereja. Jika diminta ikut membantu menjaga tempat ibadah lain pun Ansor siap," ujarnya.
Meski demikian, kata dia, hal tersebut tidak akan berlangsung selamanya. "Bila para penebar teror yang mengancam keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) telah binasa, Ansor akan berhenti melakukan hal-hal demikian," ucapnya.
Yaqut meminta para kader Ansor tidak berkecil hati ketika dihujat karena menjaga Indonesia."Kiai yang sudah jelas keilmuan dan kerendahhatiannya saja juga dihujat ketika menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila," tuturnya.
Pelatihan Gerakan Pemuda Ansor yang diikuti ratusan peserta ini akan digelar hingga 10 Desember 2017 bersamaan dengan program Latihan Instruktur.