TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah politikus di acara Puncak Harlah ke-84 Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) memberikan sambutan yang diwarnai kelakar tentang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Keduanya sejauh ini disebut-sebut masuk bursa calon wakil presiden pendamping Joko Widodo (Cawapres Jokowi).
Muhaimin tak tampak hadir pada acara itu. Tapi, Romahurmuziy hadir dengan pakaian casual khas anak muda. Dalam sambutannya, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah membuka guyon politiknya tentang pakaian yang dikenakan Romahurmuziy itu.
"Di sini ada rekan Ketua Umum PPP yang kalau saya lihat sama-sama anggota DPR dan MPR, tapi beliau pakai jeans, pakai sepatu kets, karena beliaulah ketua umum calon wakil presiden RI," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan tersebut.
Basarah kemudian berkata hanya Romahurmuziy, bakal cawapres yang diundang dalam Puncak Harlah ke-84 GP Ansor. Sementara bakal cawapres lain dari kalangan NU yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak ada.
"Ini cukup bagus malam ini acara GP Ansor mengundang cawapres dari PPP, sementara dari PKB tidak," seloroh Basarah.
Romahurmuziy rupanya menanggapi guyon politik Basarah saat gilirannya memberikan sambutan. Ketua Umum PPP itu menimpali, "Warna hijaunya GP Ansor itu paling mirip dengan warna jaket PPP. Jadi kalau yang diundang adalah Ketua Umum PPP, maka itu wajar pak Basarah."
Abdul Kadir Karding rupanya tak mau ketinggalan meriuhkan guyonan tentang ketidakhadiran Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan kehadiran Romahurmuziy itu. Karding yang juga Sekjen DPP PKB, mengatakan curiga Muhaimin yang telah mendeklarasikan diri sebagai cawapres, tidak hadir lantaran persoalan baliho.
"Saya curiga, pak Romi datang, tapi Cak Imin (Muhaimin Iskandar) tidak datang, jangan-jangan karena takut balihonya berbarengan terus," kata Karding disambut tawa pengunjung. Baliho kedua ketua umum dari dua partai itu belakangan ini memang didirikan bersandingan di sejumlah daerah.
Ketua Umum GP Ansor Yoqut Cholil Coumas dalam sambutanya rupanya ikut angkat bicara soal kelakar cawapres ini.
Ia mengungkapkan bahwa Romahurmuziy diundang bukan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum PPP atau bakal cawapres, melainkan sebagai cucu pendiri GP Ansor KH Wahab Hasbullah.
"Gus Romi kami undang bukan karena Ketua Umum PPP, apalagi sebagai cawapres, tapi diundang karena beliau cucu pendiri GP Ansor. Tapi tentu saja bahwa fakta Gus Romi adalah Ketua Umum PPP dan cawapres, itu tidak bisa kita ingkari," kata Yoqut Cholil.
Yoqut lantas mengatakan GP Ansor sebenarnya turut mengundang Cak Imin. Tetapi, kata dia, pembicaraan GP Ansor dengan Cak Imin soal cawapres sudah jelas.
Saat ini, menurut dia, tinggal pembicaraan antara GP Ansor dengan Romi--panggilan akrab Romahurmuziy-- yang perlu diperjelas.
Sementara soal kesamaan warna jas yang disinggung Romi, Yoqut yang secara pribadi telah menyatakan mendukung Cak Imin sebagai cawapres 2019 itu berseloroh, "Warna jas Ansor dan PPP itu isyarat, tapi saya tidak berani mempromosikan PPP lebih jauh, karena ada pak Sekjen PKB Abdul Kadir Karding."
Tak luput Yoqut meluruskan klaim Wasekjen PDIP Ahmad Basarah bahwa hanya Romahurmuziy cawapres yang ada di acara itu. Yoqut mengatakan sejatinya ada dua cawapres yang hadir. Pertama, Romahurmuziy dan kedua dirinya sendiri.
Yoqut belum lama ini masuk nominasi salah satu bakal cawapres yang diusulkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Di sini saya juga cawapres, diusulkan PSI. Dalam sejarah 84 tahun, baru kali ini ada kader GP Ansor dicalonkan partai politik sebagai cawapres Jokowi," kata Yoqut.
Sejumlah tokoh politik lain yang menghadiri Harlah ke-84 GP Ansor itu antara lain Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, politisi Gerindra Moreno Suprapto, Pangdam Jaya Joni Supriyanto, serta unsur Polri. Melalui Harlah ke-84 ini GP Ansor ingin mendekatkan diri dengan kalangan millenial.