Bahas Setya Novanto, GMPG Minta DPP Golkar Mengheningkan Cipta

Selasa, 21 November 2017 09:56 WIB

Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia (tengah) menyerahkan surat dukungan pemberantasan korupsi kepada perwakilan KPK di Jakarta, 7 November 2017. Aksi tersebut dilakukan untuk mendukung KPK mengusut tuntas pemberantasan korupsi KTP Elektronik yang telah merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) Mirwan BZ. Vauly meminta DPP Golkar membentuk komisi internal audit guna menangani pelanggaran etika yang dilakukan oleh kader-kadernya. Langkah ini, kata dia, sekaligus untuk memproklamirkan bahwa partai siap berperang melawan korupsi dan menindak tegas kader yang terlibat di dalamnya.

Menurut Mirwan, pengurus DPP harus memberi sanksi tegas terhadap kader yang terindikasi melakukan korupsi sebelum mereka mempermalukan partai di publik. "Tidak lagi seperti sekarang, kader jadi bulan-bulanan persoalan etik di mata publik, dan partai sebagai organisasi hanya punya metodologi bernama solid menghadapinya," kata Mirwan lewat pesan singkat pada Selasa, 21 November 2017.

Baca: Sebelum Ditahan, Setya Novanto Usulkan Idrus Jadi Plt Ketum

Sebabnya dalam rapat pleno yang akan diselenggarakan DPP Partai Golkar siang nanti, GMPG berharap para pengurus mau memikirkan gagasan ini. Menurut dia, rapat DPP Partai Golkar akan membicarakan hal-hal penting dan strategis bagi partai.

GMPG juga meminta kepada pengurus DPP yang akan mengikuti rapat untuk sejenak berintrospeksi diri terkait permasalahan yang menimpa Golkar. "Mengheningkan cipta sekhidmat-khidmarnya dan sedalam-dalamnya agar partai instrospeksi diri lalu mengoreksi dan membenahi diri. Tidak selalu harus menunggu didesak publik dan dipaksa berubah," kata Mirwan.

Advertising
Advertising

Baca: Golkar Belum Bahas Calon Ketua DPR Pengganti Setya Novanto

Rapat DPP Partai Golkar yang akan berlangsung siang ini rencananya bakal membahas tentang Ketua Umum Golkar, Setya Novanto, yang menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus dugaan korupsi proyek Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Menurut Ketua Harian DPP Golkar, Nurdin Halid, salah satu materi pembahasan adalah pencopotan posisi Setya Novanto sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

KPK menyatakan Setya Novanto diduga terlibat korupsi dalam pengadaan proyek e-KTP yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 2,3 triliun. KPK telah mengeluarkan perintah penyidikan untuknya pada 31 Oktober 2017.

Ketua Umum Golkar Setya Novanto akhirnya ditahan KPK pada Ahad malam, 19 November 2017. Ia menyusul empat orang sebelumnya, yang lebih dulu dijerat KPK terkait dengan kasus korupsi e-KTP. Mereka adalah eks pejabat Kementerian Dalam Negeri, Irman dan Sugiharto, yang telah divonis bersalah; pengusaha Andi Narogong, yang kini sedang menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi; dan Direktur Utama PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo, yang masih berstatus tersangka. Mereka dan sejumlah orang lainnya diduga secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek senilai Rp 5,84 triliun tersebut.

Berita terkait

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

11 jam lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

12 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

21 jam lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

1 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

2 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

3 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

3 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya