TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya Idrus Marham menyatakan belum ada pembahasan ihwal calon Ketua Dewan Perwakilan Rakyat untuk menggantikan Setya Novanto. Idrus mengatakan partainya memerlukan waktu untuk membahas masalah kepemimpinan di internal Golkar lebih dulu.
"Ya, saya kira kita beri kesempatan kepada Golkar untuk membicarakan secara internal seperti apa dan tentu nanti ada langkah-langkah yang disampaikan," kata Idrus di kantor Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, pada Senin, 20 November 2017.
Baca: Nurdin Halid: Golkar Akan Tarik Setya Novanto dari Ketua DPR
Ihwal pergantian Ketua DPR ini menguat dengan ditahannya Setya Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Setya menjadi tersangka dalam perkara korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang diduga merugikan negara sebesar Rp 2,3 triliun.
Partai berlambang pohon beringin ini tak hanya perlu segera membahas soal pergantian Ketua DPR, tapi juga menetapkan ketua umum yang baru. Sebab, Setya merupakan Ketua DPR sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.
Baca: Golkar DIY Sudah Tak Sabar Munaslub untuk Ganti Setya Novanto
Namun Idrus tak menjawab pasti, apakah penetapan Ketua DPR akan dilakukan setelah terpilih Ketua Umum Golkar yang baru. "Ada mekanisme, ada mekanisme. Biar di Partai Golkar, kami selesaikan," ucapnya.
Idrus berujar, partainya memang bakal melaksanakan konsolidasi internal merespons kondisi seusia penahanan Setya Novanto. Konsolidasi itu, tutur dia, akan dimulai dengan rapat pleno yang akan digelar pada Selasa, 21 November 2017. "Dari aspirasi yang berkembang dari teman-teman dan senior-senior segera melakukan rapat pleno," katanya.