Sekjen Partai Golkar Mengaku Tak Tahu Keberadaan Setya Novanto

Kamis, 16 November 2017 10:03 WIB

Ketum Partai Golkar Setya Novanto (tengah) menghadiri pemasangan atap Gedung Panca Bakti DPP partai Golkar di Jakarta, 12 November 2017. Setya mengapresiasi penyelesaian pembangunan yang lebih cepat daripada yang direncanakan. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan dirinya belum mengetahui keberadaan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang kini masih dicari oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Komunikasi terakhir dengan Setya, kata Idrus, terjadi pada Rabu, 15 November 2017, di kantornya di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan pada siang menjelang sore hari.

"Saya pisah kemarin itu sekitar jam 2 jam 3 dan setelah itu sorenya saya berangkat menghadiri peringatan hari ulang tahun Partai NasDem," kata Idrus saat ditemui ketika menyambangi kediaman Setya Novanto di Jalan Wijaya XIII, Nomor 19 Jakarta Selatan pada Kamis, 16 November 2017.

Baca: Setya Novanto Hilang, Polisi: KPK Belum Minta Bantuan Pencarian

Pada Rabu malam, 15 November 2017 penyidik KPK mendatangi rumah Setya Novanto sekitar pukul 21.30 WIB dan melakukan pengeledahan. Penyidik KPK keluar dari rumah Setya Novanto sekitar 02.35 dini hari dan membawa beberapa koper serta sebuah kotak hitam berisi rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) di rumah tersebut. Penggeledahan dilakukan setelah KPK gagal membawa Setya setelah dirinya dikabarkan tidak berada di rumah. Hingga kini KPK masih terus mencari tahu di mana keberadaan Setya Novanto.

Menurut pengakuan Idrus, tadi malam ketika ia berencana mendatangi kediaman Setya setelah mendengar kabar penjemputan KPK, dirinya sudah tidak lagi melakukan komunikasi dengan Setya Novanto. Ketika pihak keluarga Setya menanyakan kepada dirinya soal keberadaan Setya Novanto, ia mengatakan tidak mengetahuinya.

Advertising
Advertising

Baca: Pengacara Yakin Setya Novanto Masih di Jakarta

"Tadi malam itu mbak Desti (istri Setya Novanto) telepon sama saya dan bahkan menanyakan posisi Setya di mana, saya katakan saya tidak tahu," kata Idrus.

Selain itu, kedatangannya ke rumah Ketua Umum Partai Golkar karena dia ingin melihat kondisi keluarga Setya Novanto setelah tadi malam pihak KPK melakukan pengeledahan dan hendak membawa Setya. "Saya ingin melihat (kondisi) keluarga ketua umum yang saya kira perlu penguatan," kata Idrus.

Setya Novanto sebelumnya berkali-kali mangkir dari pemeriksaan KPK saat akan dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus korupsi e-KTP. Pada pemanggilan pertama, Setya Novanto mangkir dengan alasan tengah mengunjungi konstituen pada masa reses DPR.

Pada Senin 13 November 2017, Setya Novanto kembali absen dan surat ketidakhadirannya dikirimkan Sekretaris Jenderal DPR. Dalam surat itu, Sekjen DPR meminta KPK meminta izin presiden jika ingin memanggil Setya. Terakhir, 15 November 2017, Setya mangkir saat hendak diperiksa dengan status tersangka dugaan korupsi e-KTP dengan alasan menunggu putusan uji materi Undang-undang KPK yang sudah diajukannya ke Mahkamah Konstitusi.

Berita terkait

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 jam lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

4 jam lalu

Muhaimin Sebut 2 Kader Golkar Ini Daftar di PKB untuk Pilkada 2024

Dua kader Golkar ini melamar jadi calon gubernur Banten dan Jakarta lewat PKB. Muhaimin Iskandar sebut belum jamin akan berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

4 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

5 jam lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

5 jam lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

6 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

9 jam lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

12 jam lalu

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

14 jam lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya