TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengakui adanya laporan tentang bahan makanan milik warga yang dirampas kelompok kriminal bersenjata (KKB). Perampasan itu disebut terjadi di Desa Kimbely dan dalam perjalanan Desa Banti.
"Saya mendapat laporan bahan makanan bantuan yang diambil warga di Polsek Tembagapura dirampas dan diambil KKB," kata Boy Rafli pada Senin, 13 November 2017.
Menurut Boy, saat ini, warga sipil yang masih ditawan kelompok bersenjata tersebut mulai kekurangan makanan akibat aktivitas mereka yang sangat terbatas. Warga setempat tidak diizinkan membeli di Banti Gate, yang berlokasi di dekat Mapolsek Tembagapura.
"Bahan makanan milik mereka juga sudah menipis sehingga mulai merasakan kekurangan pangan," kata Boy. Meski begitu, Satuan Tugas Penanggulangan Kelompok Bersenjata akan tetap menyalurkan bantuan makanan dari Pemerintah Kabupaten Mimika kepada warga desa yang masih tersandera.
"Satgas akan tetap menyalurkan bantuan makanan yang disiapkan Pemkab Mimika," ucap Boy.
Ketika ditanya tentang jumlah kekuatan KKB, Boy menyebut jumlah mereka sekitar 100-an orang dengan jumlah senjata api sekitar 30 pucuk serta membawa senjata tradisional seperti panah. Saat ini, kelompok bersenjata di Papua itu menjadikan warga sebagai tameng dan kini warga tidak bisa beraktivitas secara normal karena diintimidasi hingga ketakutan.