Bung Tomo dan Bung Karno Pernah Bertengkar Sampai Banting Piring

Reporter

Tempo.co

Minggu, 12 November 2017 09:28 WIB

Bung Tomo bertemu dengan Presiden Soekarno, Juli 1950. Dok. Perpustakaan Nasional

TEMPO.CO, Jakarta - Suatu pagi di tahun 1952, Sutomo alias Bung Tomo mendatangi Istana untuk bertemu dengan Presiden Sukarno. Kedatangannya untuk mengkonfirmasi sebuah kabar yang menyebut Bung Karno pacaran dengan seorang wanita asal Salatiga bernama Siti Suhartini.

Bung Tomo gusar karena wanita itu masih memiliki suami. Sulistina Sutomo, istri Bung Tomo, mengisahkan jika suaminya merasa sedih setelah mendapat kabar itu dari Mayor Jenderal Bambang Soegeng, Kepala Staf TNI Angkatan Darat saat itu. "Bagaimana, ya, Pak Bambang. Itu kan merusak pagar ayu. Nanti bagaimana akibatnya?," ujarnya menirukan ucapan suaminya, seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 9 November 2015.

Baca: Bahasa Inggrisnya Belepotanm Bung Tomo Menyurati Eisenhower

Usai menghabiskan santap pagi bersama Sukarno di Istana kala itu, Bung Tomo memberanikan bertanya. "Mas, enek sing cerito, jarene Mas iki ngene yo? (Mas, ada yang cerita, katanya Mas ini begitu ya (berencana menikahi Hartini)?" ucapnya kepada Sukarno. Presiden pertama Indonesia ini tak menjawab pertanyaan dari rekan seperjuangannya itu.

Bung Tomo tak menyerah atas reaksi diam Sukarno. Setengah mendesak, ia mengulangi pertanyaannya. "Apa betul, Mas?" kata Bung Tomo. Lagi-lagi Bung Karno membisu.

Advertising
Advertising

Baca: Hari Pahlawan: Kisah Pencarian Nasab Bung Tomo di Sumedang

Geregetan tak mendapat jawaban, Bung Tomo langsung menyemprot Sukarno. "Mas, ojo ngono. Wong Jowo iku ora entuk nabrak pager ayu (Mas, jangan begitu. Orang Jawa itu tidak boleh menikahi perempuan yang masih bersuami)," kata Bung Tomo.

Mendengar perkataan Bung Tomo, Sukarno langsung berdiri dan membanting piring. "Kowe iki ngerti opo, arek enom, kok! (Kamu itu mengerti apa, anak muda!)". Tak mau kalah, Bung Tomo juga ikut membanting piring. "Yo wis nek gak gelem dikandhani ambek adike dewe. Iku pantangan, Mas! (Ya sudah, kalau tidak mau dinasihati adik sendiri. Itu pantangan, Mas!)".

Seusai cekcok singkat tersebut, Bung Tomo langsung angkat kaki dari Istana dan kembali ke kediamannya di Malang, Jawa Timur. Kejadian itu merupakan sarapan terakhir Bung Tomo bersama Sukarno.

Anak Bung Tomo, Bambang Sulistomo mengatakan kritik yang menyenggol kehidupan pribadi itu memicu keretakan hubungan antara ayahnya dan Sukarno. Padahal mulanya dua tokoh bangsa itu sangat akrab sejak masa revolusi. Saking dekatnya dengan Sukarno, Bung Tomo kerap diundang sarapan bareng di Istana.

Sulistina mafhum dengan reaksi suaminya. "Dia orang yang sangat setia," kata dia. Keputusan Sukarno memperistri Hartini tak hanya diprotes Bung Tomo, yang dikenal antipoligami, tapi juga dikecam Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari).

Konflik antara Bung Tomo dan Sukarno pun menjalar hingga panggung politik. Bung Tomo pernah menyatakan bahwa Sukarno dan kabinet Ali Sastroamidjojo telah gagal mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ia juga pernah menggugat Sukarno ke Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta pada 24 Agustus 1960 karena membubarkan DPR melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Berita terkait

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

11 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

30 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

35 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

28 September 2023

Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

Pada 1965 PKI mengusulkan Angkatan Kelima, sebuah matra militer beranggotakan buruh dan tani yang dipersenjatai. Letjen Ahmad Yani menolak ide itu.

Baca Selengkapnya

Siapa Pencetus Nama Pramuka?

14 Agustus 2023

Siapa Pencetus Nama Pramuka?

Nama Pramuka diusulkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang mendapat inspirasi dari kata Poromuko, yang berarti pasukan terdepan dalam perang.

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

14 Agustus 2023

Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

Awal terbentuknya Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie pada 1912.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

13 Agustus 2023

Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

Masyarakat di Pekon (Desa) Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat menerima SK pembebasan hutan kawasan dari Menteri Siti Nurbaya.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

8 Juli 2023

LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

Sebelum LRT Jabodebek yang bakal diresmikan bulan depan, Jakarta yang dahulu Batavia hingga pasca Kemerdekaan pernah memiliki moda Trem.

Baca Selengkapnya