PVMBG: Gempa Karangasem Picu Aktivitas Gunung Agung

Kamis, 9 November 2017 15:26 WIB

Umat Hindu membawa sesajen saat persembahyangan Hari Raya Galungan di tengah situasi aktifitas Gunung Agung pada level siaga di Pura Besakih, Karangasem, Bali, 1 November 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kasbani mengatakan gempa berkekuatan 5 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis pagi tadi, 9 November 2017, menaikkan aktivitas Gunung Agung. “Ada sedikit peningkatan kegempaan vulkanik di Gunung Agung. Naik sedikit, tapi kami masih melihat perkembangannya. Kami pantau terus,” katanya kepada Tempo, Kamis, 9 November 2017.

Kasbani menuturkan, dalam 12 jam terakhir, misalnya, aktivitas gempa vulkanik Gunung Agung sudah menyamai rata-rata jumlah gempa sejak aktivitas gunung itu diturunkan menjadi siaga atau level III. “Jumlah kegempaan kemarin-kemarin dalam sehari katakanlah sekitar 30-40 kali, sekarang dalam 12 jam meningkat segitu juga. (Itu) menandakan ada sedikit korelasi dengan adanya gempa tersebut, yang menyebabkan aktivitas vulkanik Gunung Agung meningkat sedikit,” ujarnya.

Baca juga: Gempa di Karangasem, Terasa Sampai Mataram

Menurut Kasbani, pusat gempa berada di lereng utara Gunung Agung. “Pusat gempa relatif dekat. Gempanya tektonik lokal di situ, mungkin masih ada kaitannya dengan suplai magma yang menyebabkan pelepasan energi dan masuk ke daerah sesar di situ,” ucapnya.

Kendati demikian, PVMBG masih mengkaji gempa yang terjadi di Kabupaten Karangasem tersebut. “Masih kita kaji apakah benar-benar gempa tektonik atau ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Agung. Tapi sepertinya masih ada hubungan dengan aktivitas vulkanik. Jadi magma ini masih terus berkembang, tapi efeknya dilepaskan melalui zona-zona lemah di sekitar situ,” tuturnya.

Kasbani berujar suplai magma Gunung Agung masih terjadi dengan masih terpantaunya gempa vulkanik di gunung tersebut. “Suplai magma masih terus meskipun tidak seintensif sebelumnya karena ini memang kegempaannya relatif sejak 20 Oktober 2017 kemarin, langsung turun. Meskipun masih fluktuatif, tapi trennya menurun,” katanya.

Baca juga: Pengungsi Gunung Agung Rayakan Galungan di Pengungsian

Kasbani mengatakan, kendati terjadi lonjakan jumlah kegempaan vulkanik dalam 12 jam terakhir, jumlahnya masih belum menyamai kumulasi jumlah gempa vulkanik yang terjadi dalam sehari saat status gunung itu ditetapkan awas atau level IV. Saat statusnya awas, gempa vulkanik bisa terjadi ratusan kali dalam sehari. “Sejak 20 November itu terus turun menjadi kurang dari 100 kali sehari, dan akhirnya hanya sekitar 40 kali dalam 24 jam,” ujarnya.

Kendati trennya menurun, PVMBG masih belum menurunkan status Gunung Agung. “Masih fluktuatif, tapi trennya terus turun. Suplai magma masih terjadi karena belum berhenti sama sekali. Gempa vulkanik yang terjadi menunjukkan suplai magma masih ada, tapi memang tidak secepat sebelumnya,” ucapnya.

Berita terkait

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

7 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

1 hari lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

2 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

4 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

5 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

6 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

6 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

6 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

6 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya