Elektabilitas Partai Golkar Turun, Yorrys: Kita Berdosa ...

Selasa, 31 Oktober 2017 16:38 WIB

Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai saat menghadiri pertemuan antara partai politik pendukung Ahok-Djarot, di Hotel Novotel, Jalan Gadjah, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Maret 2017. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM Partai Golkar Yorrys Raweyai mengaku prihatin dengan kondisi partainya. Dia menilai Partai Golkar harus diselamatkan, sebab elektabilitasnya terus merosot di bawah kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto.

"Saya ingin ingatkan semua teman-teman, kalau tidak diselamatkan kita berdosa pada publik semua dan Golkar," kata Yorrys seusai diperiksa sebagai saksi oleh penyidik di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 31 Oktober 2017. Yorrys dipanggil sebagai saksi karena diduga menghalangi pemeriksaan tersangka korupsi e-KTP Markus Nari.

Baca: Diperiksa KPK, Yorrys Ditanya Markus Nari sampai Setya Novanto ...

Yorrys sebelumnya menjabat Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM Partai Golkar. Namun karena dianggap berseberangan dengan pengurus DPP Golkar, ia didepak Ketua Umum Setya Novanto dari jabatan itu sejak 2 Oktober 2017. Letnan Jenderal (Purn.) Eko Wiratmoko menggantiian Yorrys.

Yorrys mengaku ditanya penyidik mengenai mekanisme internal Partai Golkar. "Saya hanya ditanya gimana mekanisme organisasi, karena saya sebelumnya menjabat Korbid Polhukam dan memahi bidang hukum di partai," ujarnya.

Hasil kajian tim elektabilitas Partai Golkar menunjukkan elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu turun dari 16 persen menjadi 11 persen. Tim yang berasal dari internal Partai Golkar itu menyatakan ada beberapa faktor penyebab penurunan elektabilitas itu, di antaranya adalah terjeratnya Setya Novanto dalam perkara korupsi kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP dan tidak berjalannya roda partai di daerah.

Baca juga: Setya Novanto Pecat Yorrys, Doli Kurnia: Golkar ...

Dalam Musyawarah Nasional Golkar di Yogyakarta dua tahun lalu, kata Yorrys, partai sepakat untuk memberantas korupsi, disamping mendukung Jokowi sebagai presiden. "Maka kalau ada kasus ini (korupsi e-KTP yang melibatkan Setya Novanto), jangan lembaga ini yg dikorbankan, enggak ada urusannya," kata Yorrys.

Yorrys mengaku sempat menanyakan Setya Novanto yang dipanggil KPK berkali-kali tapi tidak pernah datang. "Apa bisa begitu, jadi saksi tapi gak datang?" Penyidik itu, kata Yorrys, mengatakan bahwa saksi bisa dijemput paksa oleh KPK jika terus mangkir karena undang-undang mengaturnya.

Advertising
Advertising

Yorrys bertanya lagi, "Lah, itu Setya Novanto sudah dua kali ga datang gimana?" Namun penyidik hanya menjawab, "Saya bukan penyidik di bidang itu," kata Yorrys sambil sedikit tertawa, menirukan kata-kata penyidik KPK.

Berita terkait

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

5 jam lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

8 jam lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

18 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

19 jam lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

2 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

2 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

3 hari lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

3 hari lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya