Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek), Muhammad Nasir. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Denpasar - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir menggelar hajatan besar untuk melawan radikalisme dengan mengumpulkan ribuan rektor dari seluruh Indonesia di Bali. Namun tidak tampak kehadiran Rektor Universitas Negeri Jakarta Profesor Dr H. Djaali.
"Sampai sekarang belum kelihatan," kata anggota steering committee 'Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Terorisme', Frietz R. Tambunan di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Senin, 25 September 2017.
Acara aksi kebangsaan ini dimulai sejak pagi, namun sampai pukul 19.30 WITA Djaali tak kunjung terlihat. Nama dia juga tidak ada di daftar registrasi.
"Dari UNJ belum ada. Untuk Jakarta ada sekitar 100 universitas tapi kebanyakan swasta," kata seorang panitia penjaga absensi yang enggan ditulis namanya.
Nama Djaali tengah menjadi sorotan beberapa waktu ke belakang. Sebab kampusnya diduga menyelenggarakan program doktoral abal-abal.
Beberapa kejanggalan ditemukan di kampus yang berlokasi di Jakarta Timur itu. Mulai dari manipulasi nomor induk, manipulasi absensi, waktu kuliah yang cepat, satu orang promotor bisa membimbing puluhan mahasiswa, hingga plagiat di tugas akhir.
Saat ini M Nasir, tengah mendalami laporan yang masuk ke mejanya. Ia mengatakan pekan ini pihaknya sudah bisa memberikan keputusan soal UNJ.
M Nasir menuturkan belum memikirkan untuk mencabut izin program doktor di UNJ. Namun bila ditemukan pelanggaran maka ia siap memberhentikan rektor atau pejabat yang lain. "Apakah rektor atau direktur (pascasarjana) diberhentikan sementara? Saat ini kami lagi penggodokan," ujarnya.